Nasional

Doktor NU Berdakwah hingga Pelosok Papua

NU Online  ·  Sabtu, 4 Mei 2019 | 03:50 WIB

Doktor NU Berdakwah hingga Pelosok Papua

Gus Nasrul (tengah) diantar Ansor Banser saat perjalanan dakwah di Papua.

Jakarta, NU Online
Hadits Nabi terkait dengan kewajiban umat manusia mengajak sesama dalam kebaikan dimaknai khusus oleh Wakil Katib PWNU Jateng, H Nasrulloh Afandi. Doktor ilmu agama ini merespons hadits "Sampaikanlah walau satu ayat" dengan komprehensif. Itu dapat dibuktikan dari spirit dia dalam berdakwah yang dilakukannya sampai ke titik pelosok penjuru tanah air.

Kebiasaan ini tentu menjadi hal berbeda dengan yang dilakukan akademisi pada umumnya. Biasanya akademisi yang memiliki kesempatan luas menjadi elit pemikir ilmu pengetahuan hanya berkutat pada kajian dan diskusi di perkotaan.

Apalagi yang sudah berada di ‘zona nyaman’, kebanyakan mereka enggan untuk turun ke lapangan untuk berdakwah di daerah pedalaman yang memiliki medan sulit untuk ditempuh alat transportasi.

Peraih Doktor Maqashid Syariah Cumm laude Universitas Al- Qurawiyin Maroko ini memiliki perhatian yang kuat untuk daerah pedalaman Indonesia yang memiiki  penduduk Muslim minoritas. Sehari-harinya, pria yang berdomisili di Pondok Pesantren Balekambang, Jepara, Jawa Tengah ini adalah pengajar bagi ribuan santri.

Meski hidup dengan fasilitas yang serba berkecukupan, Gus Nasrul (sapaan Nasrullah Afandi) bertekad melakukan safari dakwah di kawasan pedalaman Indonesia seperti yang saat ini ia kunjungi yakni pedalaman Papua Barat. 

Ia rela menempuh perjalanan yang sangat melelahkan. Pengakuannya kepada NU Online, Kamis (2/5), untuk sampai di lokasi dakwahnya di Telukbintuni Papua, ia membutuhkan waktu yang sangat panjang dengan jarak tempuh 280 kilometer dari Bandara Manokwari.

Menurutnya, saat berada di perjalanan cuaca sulit diprediksi, ia harus kehujanan, padahal cuaca kala itu cerah. Apalagi medan yang belum tersentuh aspal membuat ia semakin merasakan makna dari perjuangan dakwah. Jalan lumpur yang ia pijaki  membuatnya terhambat saat ingin tiba di lokasi.

"Pakaian saya penuh dengan lumpur tanah. Kami menembus jalan berlumpur licin, berbelok, naik turun, banyak terdapat jurang sepanjang 17 kilometer," katanya saat dihubungi dari Jakarta.

Ia menuturkan, misi dakwahnya adalah memberikan pengajian kepada masyarakat Muslim Papua. Jika berkenan, anak-anak Papua tersebut akan dibawa ke pesantrenya di Jawa untuk diberikan pembinaan ilmu agama. Sehingga, saat pulang ke Papua mereka sudah memiliki ilmu agama yang kuat.

Metode dakwah ini, kata dia, pernah dilakukan Pimpinan Majlis Rasulullah Jakarta Almarhum Almaghfurlah Habib Mundzir Al-Musawwa. Ia menceritakan, dulu Habib Mundzir, juga membawa sejumlah anak pribumi Papua Barat untuk belajar ngaji di sejumlah pesantren di Jawa.

"Kini sejumlah anak murid Habib Mundir tersebut  telah menjadi remaja dan bergabung GP Ansor-Banser Papua. Mereka juga ikut mendampingi saya selama berdakwah di daerah ini," ucapnya.

Selain bertemu masyarakat Muslim Papua Barat kedatangan Gus Nasrul di Kawasan Indonesia Timur itu untuk memenuhi sejumlah agenda yang telah disiapkan oleh PCNU, Ansor, dan Fatayat Kabupaten Teluk Bintuni. Agenda itu antara lain Doa Bersama, Diskusi Agama, dan Peringatan Harlah NU ke 59 di Papua Barat.

Ia menjelaskan, kehadiran NU untuk warga Papua sangat membantu. Sebab, NU menawarkan konsep Islam yang selaras dengan peradaban Papua yaitu hidup dalam keberagaman dan perbedaan. Menurutnya, NU yang sudah berkembang sejak tahun 1996 di Teluk Bintuni telah berkontribusi banyak untuk pendidikan agama bagi Muslim Papua. Sehingga, ia akan mendorong agar NU di Papua menjadi fokus perhatian PBNU.

Dalam pengajian kesempatan tersebut Gus Nasrul menyerukan perlunya persatuan dan kerukunan dalam bermasyarakat di daerah semacam Papua yang Muslim-nya minoritas. Apalagi di Kabupaten Teluk Bintuni yang merupakan pedalaman Papua Barat banyak terdapat pendatang dari berbagai penjuru Indonesia.

"Dengan multietnis, beragam tradisi. Jangan sampai ada gesekan SARA. Meskipun berbeda-beda agama dan atau sukunya. Inilah inti ajaran Islam yang mengayomi semua manusia," ujarnya.

Gus Nasrul juga mengatakan berdasarkan penuturan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat, H Imam Syafi'i bahwa sejak PCNU Kabupaten Telukbintuni Papua Barat berdiri kunjungan yang dilakukan oleh akademisi sekaligus pengurus PWNU Jawa Tengah merupakan kali pertama. Termasuk, kali pertama menggelar acara Harlah NU yang sangat cukup istimewa dengan rangkaian kegiatan yang beragam.

H Imam Syafi'i, kata Gus Nasrul berharap semoga ke depan Pengurus Besar NU juga berkenan berkunjung ke daerah tersebut. (Abdul Rahman Ahdori/Kendi Setiawan)