Nasional NU PEDULI BANTEN-LAMPUNG

Donasi Sementara untuk Korban Tsunami Banten-Lampung 1 Miliar Lebih

Sab, 29 Desember 2018 | 13:10 WIB

Jakarta, NU Online
Tim NU Peduli telah melakukan aksi penanggulangan bencana korban bencana tsunami Selat Sunda sejak hari pertama 22 Desember 2018. Berbagai pendekatan telah dilakukan secara sistematis mulai dari bantuan evakuasi, pengumpulan dana, hingga pemberian bantuan kebutuhan dasar.

Sejak itu pula, sebagai bagian dari Tim NU Peduli, NUCARE-LAZISNU mulai mengumpulkan bantuan dari masyarakat luas dengan membuka donasi untuk korban bencana. Hingga saat ini sumbangan masyarakat yang terkumpul melalui NUCARE-LAZISNU mencapai Rp1.163.245.900. 

Sumbangan ini terkumpul dari tiga rekening yakni bank BCA 068-333-1926 an Yayasan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah NU, bank BRI 0335-01-000-735-303 an PP LAZISNU dan bank BRI 123-000-777-1910 an LAZISNU dan melalui crowd funding melalui kitabisa.com/pedulibantenlampung. 

Sementara itu, penanganan lain yang terus dilakukan Tim NU Peduli adalah menyediakan bantuan makanan untuk korban. Setiap hari, tim relawan NU Peduli di Lampung Selatan membagikan sedikitnya 100 ribu nasi bungkus. "Di Kalianda, Lampung Selatan, kami terus membagikan logistik pangan. Nasi bungkus masih kita bagikan rutin. Pagi kita bagi 4.500 bungkus, siang 3 ribu dan malam 2.500 bungkus," ujar Achmad Wahib pada NU Online, Sabtu (29/12). 

Wahib mengatakan ratusan ribu nasi bungkus yang dibagi setiap hari tersebut tidak hanya dibagikan untuk korban saja, namun juga untuk relawan. "Itu bukan hanya untuk pengungsi, tapi juga untuk tim relawan baik TNI, Polri dan relawan lain," lanjutnya. 

Selain nasi bungkus yang siap makan, Tim NU Peduli juga menyupport dapur umum di lokasi dengan sayuran dan bahan lain. "Bahan-bahan makanan seperti sayuran dan mie instan juga kita distribusikan," lanjutnya.

Program pemenuhan pangan ini merupakan salah satu dari fokus Tim NU Peduli selama tangap darurat. Selain pangan, tim NU Peduli juga terlibat dalam evakuasi korban

Ia juga mengatakan bahwa kondisi korban bencana tsunami Selat Sunda khususnya di Lampung Selatan masih mengalami trauma berat. Sehingga pada korban memilih tinggal di dataran tinggi meskipun harus tidur di bawah tenda sederhana yang terbuat dari terpal seadanya.

Dalam sebuah terpal sederhana itu, para korban tinggal dengan berdesakan bersama belasan hingga puluhan orang. “Memang kondisi pengungsi di Lampung banyak yang di kawasan perbukitan, dan banyak dari mereka yang masih tinggal di tenda-tenda terpal. Satu tenda bisa empat hingga enam anggota kepala keluarga," katanya. (Ahmad Rozali)