Nasional

Dukungan BPKH RI untuk Gerakan Ayo Haji Muda

Sen, 25 Oktober 2021 | 11:15 WIB

Dukungan BPKH RI untuk Gerakan Ayo Haji Muda

Deputi Penghimpunan dan Penempatan, Investasi Langsung dan lainnya Dalam Negeri Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Sulistyo Budi (kiri) dan Direktur Syariah PT Principal Asset Management, Fadlul Imansyah (kanan) saat peluncuran Principal Haji Muda di Jakarta Senin, (25/10/2021). (Foto: istimewa)

​​​​​Jakarta, NU Online

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia memberikan dukungan pada gerakan Ayo Haji Muda. BPKH menilai Ayo Haji Muda sebagai gerakan moral untuk membangun kesadaran mengutamakan ibadah haji, dan mempersiapkannya sejak dini.

 

Anggota Badan Pelaksana BPKH, A Iskandar Zulkarnain mengatakkan hal itu pada konferensi pers peluncuran Principal Haji Muda, Senin (25/10/2021).​​​​​​

 

Iskandar mengatakan sebagian besar jamaah haji reguler mendaftarkan haji saat berusia di atas 40 tahun. "Sehingga dengan masa tunggu yang panjang sulit untuk dapat menunaikan ibadah haji saat usia di bawah 60 tahun. Padahal, ibadah haji merupakan ritual ibadah yang mengandalkan kekuatan fisik,"​​​​​​​ kata A Iskandar Zulkarnain.

​​​​​​​

Iskandar menambahkan,​​​​​​​ skema program investasi untuk perencanaan ibadah haji ini telah memenuhi kaidah investasi syariah yang tepat dan dapat memenuhi kebutuhan Muslim dan Muslimah muda di Indonesia dalam mengumpulkan dana awal untuk booking kursi perjalanan ibadah haji di usia yang masih muda.
 

"Semoga dengan memudahkan untuk merencanakan dan mengumpulkan biaya awal ibadah haji, kami yakin bahwa masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi untuk menunaikan ibadah haji pada usia yang produktif," ujar Iskandar.

 

Principal Haji Muda adalah program investasi reksa dana syariah dengan akses digital yang pertama di Indonesia untuk perencanaan ibadah haji. Principal Haji Muda adalah program investasi yang dapat diakses melalui aplikasi Principal ID. Program dan aplikasi ini secara resmi berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

​​​​​​​​​​​​​​Progam dikeluarkan karena sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Principal kepada 426 responden, ditemukan sebanyak 80 persen responden Indonesia sangat ingin untuk bisa menunaikan ibadah haji. Dari 80 persen tersebut, sebanyak 70 persennya ingin untuk bisa berangkat haji di usia muda, apabila mereka mampu mengumpulkan dana. Saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia lebih banyak mengumpulkan dana setelah melewati usia muda atau produktif. Hal ini berujung pada keberangkatan haji yang dilaksanakan pada usia yang tidak produktif–yang memungkinkan adanya masalah kesehatan ataupun tantangan lainnya, dan akhirnya membuat mereka belum dapat menunaikan ibadah haji.

 

"Principal memahami pentingnya mengumpulkan dana untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bagi masyarakat Indonesia," kata Fadlul Imansyah, Direktur Syariah PT Principal Asset Management.



Pihaknya mengatakan sangat senang untuk menggunakan pengalaman investasi yang dimiliki dalam skala global, dan menggabungkannya dengan pemahaman serta pengalaman dalam pelaksanaan investasi syariah. Menurutnya hal itu dapat memberikan solusi investasi baru untuk membantu konsumen merasa optimis dalam mengumpulkan dana guna mencapai cita-cita berangkat ke Tanah Suci.

 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Iggi Achsien mengatakan menyambut baik inisiatif dari Principal Asset Management berupa inovasi yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menunaikan cita-cita penting dalam hidup, yaitu menunaikan ibadah haji.”

 

"Program ini perlu didukung bersama dan kami berharap dari program ini dapat lahir suatu gerakan berkelanjutan yang mendorong peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk melek finansial," imbuhnya.

 

Editor: Kendi Setiawan