Nasional

Dzikir dan Doa untuk Bangsa Jadi Tradisi Sambut Kemerdekaan

Rab, 1 Agustus 2018 | 16:34 WIB

Jakarta, NU Online 
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kegiatan dzikir dan doa untuk bangsa akan menjadi tradisi menjelangan peringatan hari kemerdekaan Indonesai, 17 Agustus.

"Dan ini menjadi tradisi setiap Agustus," katanya sebelum menutup pidato sambutannya pada Dzikir dan Doa untuk Bangsa yang digelar di Istana Merdeka pada Rabu (1/8).

Sebagaimana diungkapkan Ketua Majelis Dzikir Hubbul Wathan (MDHW) KH Mustofa Aqil Siroj, bahwa kegiatan tersebut sebagai wujud syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sebelumnya, Presiden menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia harus bersikap husnut tafahum, saling berpemahaman baik. 

"Husnut tafahum mestinya sebagai saudara sebangsa dan setanah air," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia jangan saling curiga dan berprasangka hanya karena berbeda dalam pilihan bupati, walikota, gubernur, atau bahkan presiden.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pentingnya menjaga persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Sebab, tiga hal itu, menurutnya, adalah aset terbesar bangsa Indonesia selain sumber daya alam yang melimpah. (Syakir NF/Abdullah Alawi)