Nasional RAKERNAS PERGUNU

Enam Tahun, Pergunu Kini Sampai di Anak Cabang

Kam, 23 Februari 2017 | 21:04 WIB

Enam Tahun, Pergunu Kini Sampai di Anak Cabang

Ketua PP Pergunu Akhsan Ustadhi

Lombok Tengah, NU Online
Setelah vakum dalam lama, kemudian aktif kembali pada 2010, kini Persatuan Guru Nahdlatul Ulama dipimpin Ketua Umum KH Asep Abdul Chalim Saifuddin mengalami perkembangan pesat. Banom NU tersebut telah sampai di tingkat kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang.

Menurut Ketua Pimpinan Pusat Pergunu Akhsan Ustadhi, selam lima tahun pertama kepengurusan, mampu mengaktifkan, bahkan mendirikan Pergunu lengkap di 34 provinsi dan hampir di seluruh kabupaten. Sekarang di beberapa provinsi telah lengkap sampai ke Anak Cabang.Ā  Ā 

ā€œTapi belum merata di setiap Cabang,ā€ katanya di Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Taā€™limushibyan Bonder, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada Kamis (23/2) di sela persiapan Rapat Kerja Nasional Pergunu yang akan berlangsung Kamis-Ahad (23-26/2).

Menurut dia, Pimpinan Wilayah yang telah telah lengkap sampai tingkat kecamatan di tiap kabupaten adalah Jawa Timur. Disusul kemudian sebagian PC Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat.

Namun, kata dia, ada hal yang menggembirakan perkembangan di luar Jawa. Di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, misalnya, Pergunu telah aktif di seluruh kecamatan. Di Nusa Tenggara Timur, di Kabupaten Ngada, juga sudah lengkap di seluruh kecamatan.

Begitu juga di Sumatera Selatan, lanjutnya, di Kota Palembang, Lahat dan Muara Enim misalnya, telah lengkap di seluruh kecamatan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kegembiraan lain adalah partisipasi guru NU dalam Rakernas kali ini. Meski kegiatan tersebut untuk Pimpinan Wilayah, tapi banyak Pimpinan Cabang yang turut serta seperti dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan tentu saja tuan rumah, Nusa Tenggara Barat.

ā€œHal itu dibolehkan Ketua Umum Pergunu Kiai Asep. Mereka datang dengan cara dan ongkos sendiri. Panitia hanya menyediakan transportasi di lokasi dan konsumsi,ā€ pungkasnya.

Pergunu dirintis sejak tahun 1950-an. Namun, selama Orde Baru, sebagaimana induknya, Pergunu mengalami kemunduruan aktivitas, bahkan vakum karena pemerintah mewajibkan profesi guru harus bergabung dengan PGRI. Selepas Reformasi, sekitar tahun 2000-an upaya mengaktifkan kembali dilakukan pakar pendidikan NU. Lalu pada 2010, dengan Ketua Umum Kiai Asep, Pergunu kembali bergerak mengaktifkan kembali PW dan Cabang hingga Anak Cabang. (Abdullah Alawi)