Nasional

Fatayat Garut Ini Bangga Jadi Pembawa Acara di Hadapan Jokowi

Jum, 1 Maret 2019 | 06:30 WIB

Fatayat Garut Ini Bangga Jadi Pembawa Acara di Hadapan Jokowi

Pranatacara Pembukaan Munas-Konbes NU 2019

Banjar, NU Online
Tampil sebagai pranatacara atau pembawa acara, bagi sebagian kalangan merupakan suatu hal yang menyenangkan. Selain menjadi pusat perhatian, menjadi Master of Ceremony (MC) juga melahirkan kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri. Apalagi mendapat kesempatan luar biasa untuk membawakan acara di hadapan Presiden RI, H Joko Widodo.

Perasaan demikian juga dialami An an Aminah Umar, 24 tahun. Bangga sekaligus terharu. Apalagi ia bertugas sebagai MC pada pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) di Pesantren Citangkolo Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2) siang. Anggota Bidang Keorganisasian Pimpinan Cabang Fatayat NU Garut ini sejak dulu memiliki obsesi ingin menjadi panutan (role model) bagi anak muda seusianya.

“Tentu exited banget yaa, bisa ngemsi di depan Bapak Presiden Jokowi. Apalagi disaksikan para kiai dan ibu nyai dari berbagai pesantren dan pengurus NU se-Indonesia,” kata An an kepada NU Online usai memoderatori Kopdarnas IV Netizen NU di halaman Kampus STAI Miftahul Huda Al-Azhar, Banjar, Jawa Barat, Kamis (28/2) petang.

Bagi putri kelima dari tujuh bersaudara ini, menjadi pembawa acara profesional merupakan cita-citanya sejak lama. Ia mengatakan, sejak SMA dirinya telah terbiasa naik panggung untuk memimpin jalannya acara di sekolah. Mulai upacara tiap Senin pagi, pembukaan ajang kreativitas kelas (class meeting), hingga peringatan hari besar Islam.

Saat ditanya tentang persiapannya menjelang tampil, An an menjawab, bisa tetap istirahat malam harinya. Hal itu untuk menjaga stamina dan stabilitas suara. Khusus untuk kebugaran tubuh dan suara tetap prima, ia mengikuti TRX cabang fitness.

“Jadi, kalau tidak nyenyak tidur malah suara bisa serak bahkan hilang. Yang jelas, persiapan memadai merupakan satu kunci kesuksesan seorang MC. Persiapan yang baik adalah bagian dari profesionalisme,” ujar alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Bahasa, dan Sastra Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut (dulu STKIP Garut-red) ini mantap.



Menurut dara kelahiran Garut, 8 April 1994 ini, seorang pembawa acara yang baik tentu mempersiapkan segala sesuatunya, seperti busana dan materi acara, supaya dapat berlangsung tertib dan lancar.

“Nah, kalau di depan Presiden RI sebenarnya lebih gampang. Karena nggak banyak improvisasi. Jadi, sudah ada pakemnya gitu. Kita tinggal membacakannya dengan lantang dan pede,” ucap An an seraya tersenyum.

Gadis manis penyuka film-film Tom Hanks dan hobi membaca buku ini mengajak anak-anak muda NU tampil terdepan di lingkungan sekitar masing-masing. Selain itu, ia juga berpesan agar kaum milenial selalu percaya diri dan sadar literasi. “Aku tuh suka banget baca novel, fiksi, dan buku-buku karya Prof Quraish Shihab,” ungkapnya.

Putri kesayangan Pengasuh Pesantren Al-Fauzaniyyah Sukaresmi Garut, KH Aceng Aam Umar A'lam dan Nyimas Hj Nurhayati, ini bercerita juga tentang kecintaannya kepada NU. Ia mengaku mengenal ormas keagamaan terbesar di dunia ini sejak kuliah di IPI Garut. “Jadi masuk struktural NU bukan karena ortu. Beliau hanya menginspirasi saja melalui amaliah Nahdliyah sehari-hari,” terang An an.

Alumnus Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi ini serasa mendapat “durian runtuh” ketika ditunjuk panitia untuk membawakan acara pada pembukaan forum tertinggi kedua warga Nahdliyin setelah muktamar. Ia pun bersyukur bisa sukses membawakan acara bersama MC kondang dari PBNU, Ajat Sudrajat. “Semoga kelak diakui sebagai santri Hadratusy Syekh KH Hasyim Asy’ari dan didoakan oleh beliau,” pungkas An an penuh harap. (Musthofa Asrori)