Nasional

Fatayat NU Dorong Perempuan Miliki Kemandirian Ekonomi

Jum, 10 Februari 2017 | 22:09 WIB

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Fatayat NU bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar pembukaan perdagangan saham pada Jumat, 10 Februari 2017. Acara yang digelar di mainhall BEI Jakarta ini dihadiri 50 pengurus PP Fatayat NU dan perwakilan kader PW Fatayat NU DKI Jakarta.

“Acara ini merupakan rangkaian dari program Ngaji Investasi PP Fatayat NU dengan BEI di beberapa wilayah. Tujuannya memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang cara berinvestasi yang legal dan aman, terutama memperkenalkan investasi saham syariah,” kata Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini.

Menurut Anggi, investasi saham bagi sebagian besar masyarakat dianggap sebagai investasi tak terjangkau yang hanya bisa dilakukan segelintir orang atau bahkan perusahaan besar. Bagi sebagian umat Islam, investasi saham dalam kacamata fiqih dianggap abu-abu, tidak jelas, atau bahkan ada yang mengharamkan.

“Pemahaman tersebut lahir karena minimnya informasi mengenai bagaimana berinvestasi saham termasuk investasi saham syariah dan bagaimana kerangka hukum Islam menjamin keabsahannya,” ujar Anggi.

Anggi menambahkan, penyebaran informasi yang masif terkait investasi saham syariah saat ini sangat penting, tidak hanya agar masyarakat mempunyai alternatif berinvestasi yang aman dan menguntungkan tetapi juga karena semakin maraknya model investasi yang merugikan masyarakat atau yang kita kenal dengan investasi bodong.

OJK mencatat paling tidak ditemukan lebih dari 250 investasi yang belum terdaftar, walaupun itu belum tentu ilegal. Maraknya investasi bodong tersebut juga tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok pedesaan. Masyarakat yang bekerja keras mendapatkan uang di desa-desa dengan mudah tergiur oleh penipuan berkedok investasi.

Ngaji Investasi
Oleh karena itu, lanjut Anggi, ‘ngaji investasi’ yang digagas PP Fatayat NU dan BEI di sejumlah wilayah di Indonesia ini sangat strategis untuk menyelamatkan masyarakat dari penipuan-penipuan berkedok investasi. “Apalagi sebagian besar korban penipuan tersebut adalah warga NU terutama kader-kader Fatayat,” ungkapnya.

Senada dengan Anggi, pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menyebut sebagian besar korban investasi bodong adalah perempuan. Kerentanan perempuan terhadap penipuan investasi ini dikarenakan sebagian besar mereka menjadi bendahara keluarga. Sayangnya, mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk berinvestasi, ditambah dengan minimnya informasi investasi yang benar dan legal.

Sebagai Ketum PP Fatayat NU yang menjabat hingga 2020 ini, Anggia Ermarini mendorong perempuan untuk memiliki kemandirian ekonomi. Oleh karena itu, pihaknya merasa bertanggung jawab membekali perempuan dalam mengelola perekonomian melalui investasi termasuk investasi saham syariah ini.

Anggi berharap program tersebut mampu memberikan alternatif berinvestasi yang aman dan menguntungkan bagi perempuan. Selanjutnya, memberi kontribusi bagi kemandirian ekonomi perempuan melalui Fatayat NU.

Sementara itu, fungsionaris Bidang Ekonomi PP Fatayat NU Hijroatul Maghfiroh mengaku, selama ini pihaknya mengira bahwa saham merupakan “mainan” orang-orang berduit. “Padahal kita juga bisa ikut bermain saham,” ujarnya kepada NU Online. 

Firoh, sapaan akrabnya, lalu mengutip pidato Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj pada Harlah ke-91 kemarin bahwa gap ekonomi kita menganga tajam. Salah satu penyebabnya karena penguasa saham hanya dimonopoli beberapa gelintir orang saja. 

Sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut, Firoh menyebut Ngaji Investasi merupakan program kerjasama PP Fatayat NU dengan BEI. “Ada Ngaji Investasi Ula untuk informasi dasar tentang investasi saham. Ada juga Ngaji Investasi Wustho untuk praktik trading investasi saham syariah,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)