Nasional

Film Dokumenter Karya Santri Jombang Masuk 5 Besar Eagle Award

Sel, 1 November 2016 | 09:19 WIB

Jombang, NU Online 
Tebuireng Institute sukses membawa film dokumenter yang berjudul 'Aku Perlu Tahu' dalam kompetisi Eagle Awards Documentary yang diadakan Metro TV masuk di lima besar. 

Film berdurasi 00:23:14 itu merupakan karya Mufti Rasyid (29), warga Desa Cukir, Kecamatan Diwek yang merupakan TOEFL Director Tebuireng Institute, dan Fery Sriafandi (26), warga Pondok Hidayah, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Melalui film tersebut, kedua pemuda asal kota santri ini bercerita tentang Ahmad Fathul Iman (26), salah seorang guru SMA-LB di Jombang beserta siswinya, Iris Sofiyya (18), seorang penyandang tuna rungu-tuna wicara.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, Iman berusaha dengan segala cara kreatifnya untuk meningkatkan pemahaman para siswa difabel tentang kesehatan reproduksi.

"Tentunya di sini Iman tidak bekerja sendiri. Dibantu dengan Iris dan beberapa pihak lainnya, Iman berusaha memberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi pada kaum difabel. Sebagai sesama warga negara, kaum difabel berhak mendapatkan pengetahuan yang sama dalam segala hal, termasuk juga dalam bidang kesehatan repoduksi," ujar Fery Sriafandi, salah satu pembuat film dalam keterangannya, Selasa (1/11/2016). 

Menurutnya, selama ini para siswa difabel memiliki pengetahuan yang kurang tentang masalah reproduksi, hal ini berdampak pada rentannya mereka terhadap beberapa penyakit alat reproduksi serta tindakan kekerasan seksual. Data-data yang ada menunjukkan anak-anak difabel memiliki resiko kekerasan seksual yang lebih tinggi dibandingkan anak normal.

"Hebatnya, di Jombang ternyata ada SMA-LB yang mengajarkan materi kesehatan reproduksi pada siswa difabel. Sedangkan itu tidak ada dalam kurikulum Diknas," jelasnya.

Fery mengatakan, melalui film yang dikerjakan sekitar dua Bulan itu, dirinya dan Rosyid ingin mengajak masyarakat untuk melindungi kaum difabel. Memberi hak yang setara, ditemani dan diberi kesempatan seperti halnya masyarakat yang normal.

"Dengan melihat film ini semoga masyarakat tidak lagi memandang kaum difabel dengan sebelahmata dan bersama untuk mengayomi mereka dari tindak kekerasan seksual," ujarnya.

Film ini akan diputar ulang di Metro TV pada hari Kamis, 10 November 2016 pukul 15.30 di Metro TV.

Dalam sisa waktu kurang lebih satu pekan ke depan itu, ia mengajak kepada khalayak untuk ikut mendukung dalam ajang Eagle Awards Documentary Competittion 2016 dengan klik VOTE link yang sudah disebar. 

Ia mengaku sampai saat ini, film tersebut naik di posisi ke dua. "Bagaimana cara mendukungnya? cukup kunjungi link http://mobile.eagleinstitute.id/vote/detail/4, kemudian klik "VOTE"," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)