Jakarta, NU Online
Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) menyatakan bahwa kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sengaja dibangun guna membentuk jejaring yang kuat, di samping sebagai bentuk kepedulian terhadap pesantren.
“Selain membangun jejaring, kita juga ada kepedulian untuk saudara-saudara kita di pesantren-pesantren dari PBNU,” katanya usai peluncuran aplikasi Rumah Pangan Santri di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (3/10).
Buwas menjelaskan bahwa jaringan pesantren NU dibutuhkan agar distribusi pangan sampai di tangan masyarakat guna menjaga kestabilan pangan. “Intinya sebenarnya kita untuk kestabilan pangan di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Tujuan Bulog, terangnya, adalah menjaga ketersediaan barang dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang murah. Pengembangan aplikasi tersebut menjadi media pembangun jejaring agar pembelian dan penjualan kebutuhan logistik bisa terpenuhi dengan mudah dan terkontrol.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menambahkan bahwa aplikasi tersebut akan melibatkan para pengurus dan pimpinan pesantren. Menurutnya, tak sedikit pesantren yang sudah berhasil mengelola koperasi dan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) sehingga tidak perlu khawatir.
“Kita sudah pengalaman. Banyak pesantren sudah pengalaman mengelola koperasi,” terangnya, “Lihat di Jawa Tengah, Jawa Timur, banyak pesantren yang sudah berhasil mengelola koperasi, BMT, itu sudah pengalaman.”
“Jangan khawatir! Jangan khawatir!” tegas kiai yang meraih predikat kumlaud pada studi sarjana dan doktoralnya itu.
Lebih lanjut, Kiai Said mengungkapkan bahwa kerjasama Bulog dan PBNU menyelesaikan 65 persen kebutuhan pangan Indonesia. “Kalau ketahanan pangan bagi NU sudah selesai, berarti ketahanan pangan nasional 65 persen selesai,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, itu. (Syakir NF/Abdullah Alawi)