Nasional HAUL GUS DUR KE-7

Jelajah Kuliner ala Gus Dur di Solo (1)

Sab, 3 Desember 2016 | 20:01 WIB

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur punya kebiasaan unik setiap mengunjungi Kota Solo. Salah satu orang yang cukup dekat dengannya, Hussein Syifa, bercerita tentang kebiasaan Ketua Umum PBNU periode 1984-2000 yang sering menemui teman-temannya sembari menikmati kuliner khas kota bengawan.

“Gus Dur kalau Datang ke Solo, hanya untuk menemui temannya, untuk dhahar (makan). Ini salah satu bukti bahwa Gus Dur kuat dalam silaturrahmi. Kalau datang ke Solo, yang dijujug pertama kali ke rumah makan Adem Ayem,” ungkap Hussein.

Pernah suatu ketika, kata Hussein, ada seorang kiai yang juga teman Gus Dur, berpesan untuk tidak makan di sebuah rumah makan yang konon menjual saren (darah beku). Tapi bukannya menghindar, Gus Dur malah mengajak ke sana. Ditanyakan kepada penjualnya, apa di sana jual saren. Dan, ternyata tidak.

“Oh ya sudah, Mas, dengar kan kalau enggak ada sarennya,” kata Hussein menirukan kata-kata yang bermakna tabayyun dari Presiden RI keempat tersebut.

Makanan lain yang menjadi menu favorit Gus Dur yakni gudeg ceker ayam di daerah Margoyudan. “Beliau belum kersa tidur dan istirahat kalau belum dahar ceker ayam Margoyudan dan ngunjuk wedang jahe-nya Mbah Wir yang biasanya dibawakan Mas Didik Gunawan, suaminya Bu Faridah Budi Astuti,” kata Hussein.

Pernah suatu ketika, dalam kunjungannya ke tempat tersebut, saat makanan sudah tersaji, Gus Dur mempersilakan yang lain untuk segera menikmati kuliner khas Solo itu.

“Monggo cekeripun didhahar. Ceker ini bisa menurunkan kolesterol, lho," kata Gus Dur.

"Mosok enggih (benar) Gus, ceker kok menurunkan kolesterol?" tanya Hussein.

"Maksudnya, menurunkan kolesterol dari perut ke kaki. Monggo, dirahapi (dinikmati) setelah itu diratapi,” jawab Gus Dur, sembari kemudian menggigit ceker kesukaannya itu. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)


Tulisan ini merupakan nukilan dari acara diskusi “Melacak Jejak Gus Dur di Solo”, yang diadakan Gusdurian Solo, 20 Agustus 2016. Akan ditulis secara berseri, untuk menyambut Haul Gus Dur yang ke-7)