Nasional NUZULUL QUR'AN

Gus Muwaffiq Ungkap Kelebihan Pemegang Ilmu Bismillah

Kam, 23 Mei 2019 | 10:00 WIB

Jakarta, NU Online
KH Ahmad Muwaffiq (Gus Muwaffiq) menjabarkan kelebihan pemegang ilmu bismillah dengan orang biasa. Menurutnya, pemegang ilmu ini mendapatkan sifat ar-rahman Allah, yakni welas asih atau kasih sayang Allah SWT. Sehingga orang tersebut tidak kagetan, tidak kaku, dan cenderung santun ketika menyaksikan perbedaan atau sesuatu yang dianggap belum lazim menurut manusia.

Pernyataan itu disampaikan Gus Muwaffiq saat mengisi peringatan Nuzulul Qur'an di Aula Gedung PP GP Ansor Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Ia mencontohkan, ketika orang menyaksikan singa memangsa zebra, manusia kerap menyebut singa jahat. Tidak sadar bahwa zebra memang diperbolehkan menjadi makanan oleh singa sebagai binatang buas.

"Termasuk umat muslim, mereka terkadang tidak pernah sampai berfikir, ayam dan gurame adalah makhluk hidup yang punya hak untuk bersenang-senang menikmati kehidupannya," kata Gus Muwaffiq.

Manusia, lanjutnya, lantas memotong dan memasaknya untuk dikonsumsi setiap hari tanpa mempertimbangkan perasaan ayam dan gurame tersebut. "Bagi arrahman tidak ada bedanya. Singa memang boleh makan zebra. Kadang kita lupa hukum Allah bahwa setiap hari makan gurame, makan ayam. Memang gurame tidak ingin pacaran, pengen. Tapi karena di dalam hukum Allah memang ayam boleh dimakan manusia, ya dimakan," guraunya.

Bismillah, lanjut Gus Muwaffiq adalah pelajaran dasar, orang yang memegang ilmu bismillah tidak kagetan, dunia dan seisinya adalah ketentuan Allah termasuk dinamika di dalamnya.

"Dia lupa di hadapan Allah pipi halus dan kasar sama saja. Makanya, kalau dapat arrahman dia tidak kagetan. Artinya, semua mendapat arrahman Allah. Orang Katolik mendapat arrahman Allah. Tidak usah emosi. Jangan mentang-mentang dia Katolik lalu hancurkan. Orang Nasrani juga dapat arrahman Allah. Makanya kita barter. Kalau istri kita ingin terlihat orang cantik harus pake parfum-bedak produksinya orang Katolik Prancis,” tuturnya.

Gus Muwaffiq menambahkan, hal itu merupakan pembelajaran dari Iqra dalam surat Al-Alaq dan dipraktikkan pada surat Alfatihah yaitu Bismillahirahmanirrahim. Manusia, kata dia, bisa hidup rukun dan bersatu karena ada cantolan ar-rahman.

"Seperti pengajian akan sukses lancar karena bantuan microfon-sound system yang dibuat orang Jepang yang bukan beragama Islam. Kalau tidak ada mic kita teriak-teriak suara kita habis. Ini pelajaran sederhana. Manusia tidak bisa hidup sendiri," tandasnya.

Kiai asal Yogyakarta ini mengajak kepada masyarakat untuk tidak membenci segala sesuatu yang ada di dunia karena itu melanggar prinsip ar-rahman. Jika seseorang tidak memiliki prinsip arrahman bawaannya marah terus. (Abdul Rahman Ahdori/Musthofa Asrori)