Nasional

Gus Yaqut: Ansor Jatim Jadi Barometer Ansor Internasional

Ahad, 28 Juli 2019 | 13:30 WIB

Gus Yaqut: Ansor Jatim Jadi Barometer Ansor Internasional

H Yaqut Qoumas di acara Konferwil XIV GP Ansor Jatim

Malang, NU Online
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H Yaqut Qoumas bahwa keberadaan Ansor di Jawa Timur sebagai tolok ukur bagi keberadaan kepengurusan serupa tidak hanya di dalam negeri. Bahkan hingga internasional. Karenanya, sejumlah persyaratan administrasi dilakukan secara rigit dan ketat.
 
“Ansor Jatim menjadi barometer Ansor internasional sebab Ansor sudah punya cabang di Taiwan, Malaysia, Saudi Arabia, Korea, Mesir dan sebentar lagi di Australia yang semuanya berkiblat pada Ansor Jatim,” kata Gus Yaqut, Ahad (28/7).
 
Anggota DPR RI ini mengakui, kalau saja Ansor Jatim tidak ditata dengan tegas dan rigid maka dikhawatirkan nantinya menjadi tidak karu-karuan dan kerjanya cuma mengajukan proposal. “Sehingga harus jelas standar kinerja menjadi pengurus Ansor. Tidak boleh main-main,” tegasnya.
 
Hal tersebut disampaikan Gus Yaqut di sela Konferensi Wilayah XIV GP Ansor Jatim di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Kota Malang. 
 
Dirinya secara khusus meminta maaf bila ada kepengurusan yang akreditasi nilainya tidak sesuai harapan. Sehingga konsekwensinya tidak memiliki hak pilih pada Konferwil kali ini.
 
“Maka yang bersangkutan harus mengoreksi diri. Apa yang kurang hendaknya diperbaiki, supaya pada momentum konferensi yang lain bisa ikut. Saya kira itu fair,” imbuhnya.
 
Kalau ada pihak atau kepengurusan yang hendak menggugat nilai akreditasi, maka itu sama halnya dengan pengkhianat. “Kecuali yang akan menggugat, itu kalau istilah KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim, red) adalah pengkhianat. Jadi kita lihat siapa yang pengkhianat di antara kita,” tegasnya.
 
Menurutnya, pertimbangan lain akreditasi dilakukan secara ketat, sebab Ansor itu adalah NU masa depan sekaligus masa depan NU sehingga tidak boleh main-main.
 
“Bagaimana para kiai meletakkan beban masa depan NU kepada Ansor kalau kita tidak benar mengurus organisasi, maka jangan tunggu lama NU akan binasa dari muka bumi,” urainya.
 
Dengan mimik serius, Gus Yaqut mengemukakan kalau NU binasa di muka bumi itu antara lain disebabkan salah mengelola Ansor. “Maka kita semua yang akan dibakar di neraka lebih dulu. Karenanya yang benar ngurusi Ansor,” pintanya.
 
“Saya serius tidak main-main, sebab NU didirikan bukan semata untuk syiar Islam Ahlussunah wal Jamaah,” jelasnya. 
 
Kalau NU sekadar mendakwakan ajaran Aswaja an-Nahdliyah, maka para muassis NU dari mulai hadratussyekh KH M Hasyim Asy,ari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri tidak perlu repot-repot mendirikan NU. 
 
Kalau hanya kepentingan dakwah Aswaja an-Nahdliyah, para muassis cukup mengenalkannya di Pesantren Tebuireng yang diasuh KH M Hasyim Asy’ari. Demikian pula KH Bisri Syansuri mencukupkan di Pesantren Mamba’ul Ma’arif di Denanyar, serta KH Abdul Wahab Chasbullah di Pondok Pesantren  Bahrul Ulum Tambakberas.
 
“Tapi ini karena untuk Indonesia,” bebernya.
 
Baginya, kalau NU sirna di muka bumi, maka Indonesia juga akan sirna. “Kita tak mau negara yang kita cintai dan didirikan oleh para muassis NU akhirnya binasa karena kita tidak benar ngurusi Ansor,” tandasnya. 
 
Dirinya juga tidak segan-segan mengeluarkan mereka yang tidak satu komando. “Saya akan ingat dan saya catat, kalau sampai satu pun yang keluar dari barisan ini maka saya akan mengeluarkan sabahat-sahabat. Barisan itu harus rapi,” tegasnya.
 
Menurutnya, para pengurus sebenarnya hanya numpang besar di Ansor. “Ansor tanpa kita sudah besar,” katanya.
 
Di hadapan undangan, Gus Yaqut mengingatkan supaya jangan pernah mengecewakan muassis jamiyah NU. “Sahabat-sahabat tidak usah menunggu masuk neraka, siapa yang berkhianat akan berhadapan dengan saya,” katanya.
 
Khusus kepada kandidat Ketua PW GP Ansor Jatim, Gus Yaqut mengingatkan bahwa mereka semua adalah sahabat. “Sesuai dengan materi pertama ikut kaderisasi, tolong diingat bagaimana membedakan siapa kawan dan siapa lawan. Kita tidak boleh memilih kawan tapi juga tak boleh salah memilih lawan,” jelasnya.
 
“Tolong akhiri Konferwil ini dengan baik-baik. Ingat Jatim ini barometer dunia untuk GP Ansor. Atas nama GP Ansor di seluruh dunia, saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada KH Marzuki Mustamar karena difasilitasi menggelar Konferwil di pondok yang penuh berkah,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)