Nasional

Habib Umar Muthohar: Jangan Khawatir Soal Uang Jika Mengajar Agama

Jum, 26 Agustus 2022 | 17:15 WIB

Habib Umar Muthohar: Jangan Khawatir Soal Uang Jika Mengajar Agama

Habib Umar Muthohar. (Foto: YouTube NU Online)

Jakarta, NU Online
Sudah menjadi hal yang umum di masyarakat jika mengajar agama seolah harus diimbangi dengan keihklasan termasuk dalam menerima honor atau uang bayaran. Habib Umar Muthohar turut memberikan perhatian tentang hal itu.


“Jangan khawatir tentang masalah uang. Saya yakin ucapannya Mbah Mahrus dan Mbah Jazuli, bahwa kamu tidak akan kekurangan jika mengajarkan ilmu agama Islam. Mengajarkan agama bisa dengan cara apapun, insyaallah tidak akan merasa kekurangan,” tutur Habib Umar dalam tayangan YouTube NU Online, Kamis (25/8/2022).


Hal itu, menurut Habib Umar, sudah dijamin oleh Allah swt. Namun, terpenting jangan sampai tamak atau mengharap imbalan yang banyak dalam mengajarkan agama.


“Bukannya tidak boleh, tapi tidak pantas. Mendapatkan bayaran karena mengajarkan Al-Qur'an itu boleh. Namun, tidak pantas untuk mematok harga, dan kita lebih mengutamakan ketidakpantasan dari pada ketidakbolehan,” jelasnya.


Habib Umar menuturkan, guru-guru dan kiai-kiai telah mengajarkan untuk memakai tasawuf, bukan hanya semata-mata beragama tanpa memakai tasawuf.


Tasawuf itu, lanjut dia, nilainya tinggi digambarkan ketika para ahli tasawuf berjalan bersama ahli fiqih, ketika di tengah jalan bertemu dengan penunggang kuda, kemudian bertanyalah penunggang kuda tersebut kepada ahli tasawuf dan ahli fiqih tersebut.


“Kalau saya mempunyai kambing 40 ekor, zakatnya berapa? Ahli fiqih menjawab dengan aturuan fiqih yang ia kuasai. Sedangkan ahli tasawuf menjawab, kalau saya ya dikeluarkan semua, dizakatkan semua, karena semuanya adalah milik Allah swt,” imbuhnya.


Habib Umar melanjutkan, ketika mendapat imbalan sedikit saat mengajarkan ilmu agama di suatu tempat, maka tidak boleh marah, atau tidak terima, dan memiliki rasa untuk tidak ingin mengajarkan agama di tempat itu.


“Kalau imbalannya sedikit, mintalah kepada Allah agar diperbanyak. Ketika imbalannya sedikit maka itu rezekiku dari Allah. Kalau banyak ya Alhamdulillah. Kalau sudah begitu, insyaallah akan dibukakan jalannya oleh Allah,” jelasnya.


Menurut Habib Umar, kiai-kiai dahulu mengajarkan untuk tidak meninggalkan wiridan. Sehingga jika memiliki wirid yang diberikan oleh guru maka amalkan, insyaallah menjadi berkah.


“Selanjutnya jangan sampai membuat susah guru, membuat susah gurumu yang sudah meninggal dengan perilaku burukmu,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori