Nasional

Hadiri Konferwil PWNU Sumut, Pangkostrad Ajak NU Tetap Jaga NKRI

Ahad, 23 Juli 2017 | 16:38 WIB

Karo, NU Online
Panglima Komando Staregi Angkatan Darat (Pangkostrad) Lenjend TNI Edy Rahmayadi mengajak Nahdlatul Ulama (NU) untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Negara ini didirikan oleh para ulama, karenanya kalau bukan ulama yang menjaga negara ini siapa lagi," ujar Edy Rahmayadi saat menyampaikan ceramah bertajuk "Meneguhkan Empat Pilar Kebangsaan dalam Bingkai NKRI", pada Konferensi Wilayah (Konferwil) XVII NU Sumatera Utara, Sabtu (22/7), di Berastagi, Kabupaten Karo.

Dikatakan Edy, tidak dipungkiri peran NU dalam memperjuangkan kemerdekaan sangatlah besar. Sehingga usia NU lebih tua dari Republik Indonesia. Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar, NU haruslah bermartabat, jangan mudah diombang-ambing dan dijadikan alat politik.

"NU harus kembali ke khittah. Jangan bawa kapal besar ini kepada arah yang tidak bermartabat dan jangan gadaikan organisasi ini untuk kepentingan politik sesaat. Saya datang pada waktu yang tidak tepat karena 2018 Sumatera Utara memasuki tahun politik. Kehadiran saya di sini bisa ditafsirkan kemana-mana, tetapi demi Allah saya hadir di forum yang mulia ini bukan karena akan ada Pilkada, namun jauh lebih penting demi bangsa dan negara ini selain memenuhi undangan panitia," ujar putra Langkat Sumatera Utara ini.

Edy Rahmayadi kemudian mengajak para Nahdliyin untuk jujur dan mengutamakan kebenaran dalam bernegara. Karena sejak awal NU telah konsisten untuk tetap menjaga keutuhan bangsa ini dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. "NU juga organisasi pertama  yang menolak kehadiran ormas yang tidak berasaskan Pancasila dan UUD 1945," tegas mantan Pangdam I Bukit Barisan ini.

Di bagian lain Edy Rahmayadi mengatakan, untuk membawa kepemimpinan NU ke depan yang lebih bermartabat maka organisasi ini harus dipimpin oleh sosok yang juga memiliki ciri-ciri jiwa kepemimpinan, yakni taat kepada Allah dan selalu berdoa, memiliki mimpi yang fisioner, memiliki kasih sayang, bisa menjadi tauladan, tidak mengenal menyerah, dan rela berkorban.

Taat dan selalu berdoa yang dimaksud, lanjut Edy, adalah suatu ungkapan kepada Allah dengan penuh harap dan pasrah akan kehendaknya. "Doa memiliki kekuatan yang luar biasa. Pemimpin yang bermartabat adalah orang yang selalu menyerahkan segala usaha kepada Allah," tutur jenderal bintang tiga yang juga Ketua Umum PSSI ini.

Kemudian pemimpin yang bernartabat itu harus memiliki mimpi atau cita-cita yang besar untuk membawa kepada kesejahteraan umat. "Pemimpin yang tidak punya obsesi besar untuk kemajuan patut dipertanyakan. Karenanya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumut ke depan harus dipimpin oleh orang-orang yang memiliki mimpi besar," kata Pangkostrad, dalam acara yang dipandu Drs H Afifuddin Lubis juga Ketua PWNU Sumut periode 2012-2017.

Lebih lanjut, seorang pemimpin juga harus memiliki kasih sayang. "Sentuhan kasih sayang itu sungguh berarti dibanding dengan lainnya, Binatang buas sekalipun dapat dijinakkan dengan sentuhan-sentuhan kasih sayang," kata Edy seraya menyontohkan beberapa kisah hewan buas yang bisa saling berkasih sayang dengan manusia.

Terlebih lagi, pemimpin itu bisa menjadi panutan dan memberikan tauladan. Sebagai pemimpin umat tidaklah gampang, karena harus menjadi tauladan yang baik. "Mari bersama-sama kita berusaha menjadi orang terbaik di tengah-tengah kehidupan dan berperan sesuai profesinya," kata Edy Rahmayadi.

Hadir pada acara itu Rais Syuriah PWNU Sumut Syekh H Mahmuddin Pasaribu, Ketua PWNU Sumut H Afifuddin Lubis, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Study Islam (FUSI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof. Dr. H. Katimin, M. Ag, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sumut Dr H Maratua Simanjuntak, Wakil Dekan FUSI Drs Maraimbang Daulay MA, pimpinan Pondok Pesantren Al-Kaustar Medan Syekh H Ali Akbar Marbun dan lainnya.

Pembicara lainnya Rektor UIN Sumut Prof Dr H Saidurrahman MAg, membahas "Peranan Perguruan Tinggi Islam dalam Peradaban Islam Nusantara," menyampaikan pemilik negeri ini harus bangkit dan bangun dari tidurnya. Pemilik negeri ini adalah orang-orang yang ikut memperjuangkan kemerdekaan. Berjuang dengan niat yang baik demi kemajuan negeri ini,

"Jika niat kita sudah bagus untuk membangun, maka kejayaan NU akan tercapai," ujar Saidurahman.

Ketua Konferwil XVII NU Sumut H Takbir Siregar menambahkan, kegiatan Konferwil ini berlangsung 21-23 Juli 2017, selain diisi ceramah kebangsaan juga akan dilakukan pemilihan kepengurusan PWNU Sumut lima tahun ke depan. (Hamdani Nasution/Abdullah Alawi)