Nasional

Harga Beras dan Kebutuhan Pokok Naik di Masa Pemilu, Rakyat Menjerit

Rab, 21 Februari 2024 | 14:30 WIB

Harga Beras dan Kebutuhan Pokok Naik di Masa Pemilu, Rakyat Menjerit

Kondisi perdagangan beras di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan pada Selasa (20/2/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Harga beras di sejumlah pasar di Jakarta naik menjadi Rp 14.000 hingga Rp 17.000 per kilogram. Harga itu naik dalam tiga minggu terakhir, yakni menjelang dan sesudah Pemilu 2024. Warga mengeluhkan kenaikan harga beras yang juga berbarengan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lain, seperti cabai merah dan telur.


Pantauan NU Online di Pasar Rumput, Jakarta dan Pasar Sumber Jaya Bekasi, kenaikan harga beras premium menjadi Rp17.000 per kg hingga Rp 18.000 per kg serta kenaikan harga beras kualitas rendah dari Rp12.000 per kg menjadi Rp14.000 per kg merupakan lonjakan yang signifikan.


Pedagang Pasar Rumput Jakarta, Bambang mengaku kenaikan harga beras dan sejumlah kebutuhan pokok menjadi masalah serius bagi pedagang dan pembeli. Selain omset, dia harus rela kehilangan pelanggan jika harga beras terus melambung tinggi.


"Mengurangi sudah pasti, cuma pelanggan tidak terima dengan kenaikan harga ini karena naiknya enggak kira-kira," ujarnya ditemui NU Online, Selasa (20/2/2024).


Ia menduga penyebab lonjakan harga beras karena pasokan dari Petani yang gagal panen sebab pupuk mahal hingga bencana banjir.


"Informasi yang saya ketahui pasokan padi berkurang karena akibat bencana banjir, hujan lebat jadi sawah pada terendam," tuturnya.


Pedagang Beras di Pasar Sumber Jaya Bekasi, Rizki, mengatakan kenaikan harga sudah terjadi hampir tiga minggu terakhir. Kenaikan ini berimbas pada menurunnya omzet pedagang.


"Biasanya pembeli membeli yang 10 kg, sekarang jadi 5 kg. Penjualannya jadi turun 50 persen. Mencari (beras) juga susah, setiap ketemu yang jual pasti harganya naik,” ungkap Rizki, pedagang beras.


Harga beras pera misalnya capai Rp 17.000 per kg dan Rp14.000 per liter dari harga semula Rp 8.500 per liter. Kenaikan harga beras disusul dengan naiknya harga kebutuhan pokok lainnya seperti telur, minyak hingga cabai.


"Harga telur sekarang Rp29.000 hingga Rp30.000, gula pasir sekarang Rp18.000 per kilogram. Minyak eceran dari Rp14.000 jadi Rp16.000," papar Rizki.


Sementara itu, Ernita salah satu pembeli sekaligus pedagang warteg mengatakan mau tidak mau beras adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari. Kenaikan itu diharapkan dapat segera diatasi oleh pemerintah.


"Harga beras naik jauh banget dari biasanya. Kalau bisa diturunkan karena kan saya dagang. Mau jual ke orang susah karena daya belinya sedikit," tutur Ernita.


Ia juga mengeluh tentang kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi menjelang awal tahun, lebaran, dan natal, namun tidak ada solusi konkret yang ditemukan. 


"Dari dulu begitu terus tiap tahun. Mengapa mereka tidak menemukan solusinya padahal dampaknya terasa oleh rakyat kecil," tambahnya.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras naik tinggi di 179 daerah di Indonesia sepanjang pekan lalu.


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebut rata-rata harga beras secara nasional pada minggu ketiga Februari 2024 atau pekan lalu mencapai Rp14.380 per kg. Ini naik 2,92 persen dibandingkan harga rata-rata pada Januari 2024.


Jika dibedah, kenaikan terus terjadi dari awal bulan ini. BPS mencatat harga rata-rata beras pada minggu pertama Februari 2024 naik 0,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan pada minggu kedua bulan ini melesat 1,65 persen ketimbang Januari 2024.


Bahkan, Pudji mencatat ada sekitar 20 persen wilayah di Indonesia yang harga berasnya lebih tinggi dari rata-rata nasional pada pekan ketiga lalu. BPS juga menegaskan bahwa kenaikan harga beras terlihat cukup drastis pada minggu lalu.


"Jadi, kalau kita lihat terlihat bahwa harga beras di Februari minggu ketiga meningkat cukup tinggi dibandingkan minggu kedua Februari 2024, (naik dari Rp14.166 per kg ke Rp14.380 per kg)," tutur Pudji.


Di lain sisi, ia mewanti-wanti surplus beras Indonesia pada Maret 2024 mendatang yang diperkirakan anjlok. BPS memprediksi produksi beras pada Januari 2024 hingga April 2024 berpotensi lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.