Nasional

Hipsi Fasilitasi Bisnis Online untuk UKM

Sel, 18 Juni 2013 | 22:03 WIB

Surabaya, NU Online
Jaman sekarang, menjalankan usaha tidak selamanya butuh gerai. Dengan media internet, seluruh kebutuhan promosi dan transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.<>

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi), Mochammmad Ghozali kepada NU Online, Selasa (17/6) mengatakan, para pengusaha juga dapat memanfaatkan secara lebih optimal kemudahan dari internet. 

“Bila dipelajari dengan seksama, ada banyak kesempatan yang bisa dimaksimalkan untuk berpromosi serta bertransaksi lewat media internet,” kata pengusaha sejumlah restoran ini. 

Bahkan tidak sedikit para pengusaha yang justru menjadikan internet sebagai media utama untuk menggapai sukses dalam berbisnis.

Karena itu, ikhtiar untuk menumbuhkan kesadaran kolektif itu sudah mulai dilakukan. “Tentu saja prioritas kami adalah para pengusaha kecil dan menengah,” tandasnya. Sejumlah pelatihan telah dilakukan diantaranya dengan mengajak sekitar tiga ratus pegiat UKM atau usaha kecil dan menengah untuk ditraining melek teknologi.

“Di beberapa kota, para pengusaha kecil dan menengah sudah kami kumpulkan dan dididik dengan cukup serius,” tandas Ghozali. Kota dimaksud antara lain adalah Sidoarjo, Mojokerto, dan Surabaya.  “Kita berharap pada kesempatan berbeda akan merata di seluruh kota di Jawa Timur dan dilanjutkan  propinsi lain,” lanjutnya. 

Kegiatan pelatihan ini adalah hasil kerjasama pengurus Hipsi dengan Telkom. Para peserta merupakan pilihan dari sejumlah UKM yang telah memiliki usaha. “Sistem pelatihan berbasis Training of Trainer, dengan harapan mereka nantinya mampu berbagi ilmu dan pengalaman kepada sejumlah pengusaha lain yang belum menikmati kesempatan pelatihan,” ungkapnya.

Bagi Hipsi, rangkaian kegiatan yang telah dilakukan termasuk training of trainer dengan memanfaatkan media internet sebagai jawaban atas akan diberlakukannya perdagangan bebas di beberapa kawasan. “Persaingan global adalah sebuah  keniscayaan dan tidak dapat dihindarkan lagi,” terangnya. “Bila tidak disiapkan dengan baik sejak sekarang, maka dapat dipastikan bangsa ini akan tertinggal,” lanjutnya.

Konsekuensi terburuk, akan terjadi fenomena bahwa bangsa Indonesia hanya akan jadi penonton bagi sejumlah investasi yang dilakukan para pengusaha asing. “Kita hanya menyaksikan sukses orang luar negeri di negeri kita sendiri,” sergahnya.

“Jangan sampai ironi ini terjadi dan menimpa kita, para santri yang nota bene adalah mayoritas masyarakat di tanah air,” katanya. 

Karenanya, melakukan sinergi kekuatan kualitas dan kuantitas dari sejumlah pengusaha kecil dan menengah sehingga menjadi kekuatan yang diperhitungkan adalah sebuah kesadaran yang harus ditumbuhkan. “Kendati berat, namun kesadaran itu harus terus digelorakan demi masa depan bangsa yang lebih baik,” pungkasnya.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaifullah