Nasional

Hoaks Operasi Plastik, PWNU Jakarta Angkat Kisah Imam Bukhari dan Perawi yang Bohongi Ayam

Rab, 3 Oktober 2018 | 13:45 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Taufik Damas menanggapi viral berita hoaks penganiayaan yang kemudian terbukti sebagai efek operasi plastik. Kiai Taufik mengaitkan masalah ini dengan daya seleksi hadits yang mempertimbangkan integritas perawinya dalam tradisi keilmuan Islam.

Menurut Kiai Taufik, para ulama sangat selektif dalam menerima dan menganulir sebuah informasi atau riwayat perihal Rasulullah SAW yang datang kepada mereka. Selektifitas ini sangat relevan di tengah banjir informasi sekarang ini.

“Dalam tradisi keilmuan Islam, tokoh dalam ilmu hadits yang paling terkenal adalah Imam Bukhari. Hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Imam Bukhari (dalam Shahih Al-Bukhari) dianggap sebagai kitab nomor dua setelah Al-Quran. Otoritasnya sangat dihormati dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah,” kata Kiai Taufik kepada NU Online di Jakarta, Rabu (3/10) sore.

Ia melanjutkan bahwa Imam Bukhari dikenal sangat ketat dalam menyeleksi hadits-hadits yang dia kumpulkan, termasuk soal dari siapa (rawi) hadits itu dia terima.

Imam Bukhari pernah menolak satu hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang pernah berbohong. Kebohongannya sepele saja, orang itu pernah memanggil ayam-ayam sambil menggenggam tangan. Seolah dalam genggamannya ada makanan ayam, padahal kosong.

“Perbuatan membohongi ayam itu oleh Imam Bukhari dianggap sebagai sikap immoral sehingga haditsnya tidak pantas untuk diterima. Hanya membohongi ayam. Apalagi jika yang dibohongi adalah jutaan manusia,” kata Kiai Taufik.

Kiai Taufik mengatakan bahwa hoaks atau berita bohong yang mengarah pada fitnah sudah menjadi masalah yang cukup serius di era teknologi informasi ini. Masalah berita palsu yang sengaja disebarkan untuk kepentingan tertentu pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW di mana Siti Aisyah RA menjadi korban utamanya.

Ia kemudian menyebut Surat An-Nur ayat 11-18. Surat An-Nur ayat 11-18 mengisahkan pembelaan Allah tehadap kasus fitnah dan hoaks yang menimpa Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan bahwa berita hoaks atau informasi bohong merupakan masalah yang tidak bisa dianggap sepele. (Alhafiz K)