Nasional

Indonesia Dinilai Paling Aktif Mempromosikan Dialog Lintas Agama

Jum, 20 September 2019 | 06:30 WIB

Indonesia Dinilai Paling Aktif Mempromosikan Dialog Lintas Agama

Ilustrasi rumah ibadah agama-agama di Indonesia. (NU Online)

Jakarta, NU Online
Kebinekaan sudah menjadi keniscayaan di Indonesia. Warganya hidup di tengah perbedaan yang sangat kompleks, mulai dari agama, suku, hingga bahasa. Tak ayal, sebagai sebuah negara dengan penduduk yang menganut berbagai macam agama, Indonesia terus mendorong dialog antaragama.

“Kita adalah negara paling aktif yang mempromosikan dialog lintas agama,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir saat Peluncuran Peringatan Hari Santri 2019 di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (19/9).

Menurutnya, promosi dialog lintas agama bertujuan membagikan kearifan Indonesia dengan toleransinya sebagai edukasi bagi bangsa lain guna menjaga kedamaian dunia. “Tujuannya adalah berbagi tentang kearifan nasional dan lokal kita mengenai toleransi dan dialog, tapi di saat yang sama, kita mengedukasi kita sendiri agar kita tetap menjaga semangat moderasi dialog dan toleransi,” ujarnya.

Fachir mengatakan bahwa hal tersebut dituangkan dalam berbagai forum perdamaian yang dikerjasamakan dengan organisasi masyarakat Islam. NU, misalnya, menyelenggarakan International Conferense of Islamic Scholars (ICIS) yang diinisiasi oleh KH Hasyim Muzadi, dan Muhammadiyah menggelar World Peace Forum.

Selain itu, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia juga mengajak 10 santri untuk berdialog dengan pelajar lintas agama di sana. Karenanya, ia menegaskan agar santri dapat menjaga semangatnya dalam berkontribusi bagi dunia. 
“Semangat untuk terus memberikan kontribusi harus tetap ada di dada para santri,” ujarnya.

Pria yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Republik Arab Mesir itu juga mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara yang menyumbang pasukan perdamaian terbesar kedelapan di dunia dari total 121 negara yang berkontribusi. Ada hampir 4.000 pasukan perdamaian Indonesia yang tersebar di berbagai belahan dunia.

“Itu adalah bagian dari kontribusi kita buat perdamaian dunia. Karena itu, salah satu yang menjadi diplomasi kita adalah diplomasi kemanusiaan dan diplomasi kemerdekaan,” terangnya.

Oleh karena itu, Fachir menyampaikan bahwa Hari Santri harus dijadikan momen peningkatan kapasitas dan kemampuan. “Sekali lagi, melalui rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional ini, kita bisa meningkatkan kapasitas kita, kemampuan kita, sekaligus keterbukaan kita berinteraksi dengan dunia internasional sekaligus berkontribusi dan berbagi bagi perdamaian dunia,” katanya.

Ia juga berharap agar santri dapat terus menjaga amanah para pendiri bangsa. “Selamat hari santri. Mudah-mudahan kita terus melanjutkan amanah dari pendiri Republik dan menjadikan Indonesia maju,” pungkasnya.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon