Nasional

Ingin Mulia dan Berkah? Selalu Hadirkan Al-Qur’an

NU Online  ·  Jumat, 17 Mei 2019 | 15:45 WIB

Ingin Mulia dan Berkah? Selalu Hadirkan Al-Qur’an

Gus Ato' di Pondok Pesantren Darussalam, Mimika, Papua.

Mimika, NU Online
Keberkahan Ramadhan terasa di berbagai penjuru Nusantara, mulai Sabang sampai Merauke. Hal tersebut seperti dirasakan di Pondok Pesantren Darussalam Mimika Papua, Pesantren Wirausaha Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah An-Nahdliyyah yang mengadakan pengajian umum dengan diisi Ustadz Achmad Sunarto dari Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. 

Dalam rihlah dakwah Islam di Mimika, selain serangkaian kegiatan di area PT Freeport Indonesia, ustad penghafal 30 Juz ini usai Jumatan mengisi pengajian. Yang menjadi pokok ulasan tentang kemuliaan Al- Qur'an. 

"Semua yang bersentuhan dengan Al-Qur'an, maka akan dimuliakan oleh Allah,” katanya, Jumat (17/5). 

Selanjutnya dijelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadhan sehingga menjadi mulia. “Al-Qur’an  diturunkan di bumi Makkah dan Madinah, maka dua kota itupun menjadi kota yang mulia,” jelasnya. 

Demikian halnya dengan Nabi Muhammad SAW. “Karena beliau menerima wahyu berupa Al-Qur’an, maka menjadi nabi yang paling mulia. begitu juga dengan umatnya yakni menjadi umat mulia,” urai pengajar Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang ini. 

Oleh sebab itu, kalau ingin Pondok Pesantren Darussalam mulia dan berkah, juga harus membumikan Al Qur'an, “Pesantren yang berkah juga harus sambung sanadnya sampai Rasulullah sebagaimana pondok ini," terang ustadz yang akrab dipanggil Gus Ato' ini.

Menurut menantu Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng, KH Musta’in Syafi'i ini, bulan Ramadhan bukan hanya siyam, namun juga shaum

“Kata siyam dalam Al-Qur’an itu diproyeksikan untuk makna menahan dari makan dan minum, sedangkan shaum itu menahan dari berbicara," terangnya. 

Jika bisa shaum, maka Ramadhan akan membawa perubahan positif, yaitu menjadi orang yang bertakwa. "Salih dengan muslih itu beda. Salih itu hanya bersifat pribadi, namun muslih itu membawa manfaat kepada orang lain. Insyaallah puasa kita bisa membawa arah bukan hanya salih tapi juga muslih," harapnya.

Pengasuh pesantren Darussalam Mimika, Ustadz Hasyim Asy'ari merasa senang dengan acara ini. 
"Saya harap dengan kegiatan ini pondok menjadi berkah dan membawa berkah pula pada lingkungan dan membawa kebesaran panji NU di bumi Mimika ini," harap pengurus Jam’iyatul Qurra wal Huffadz Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tembagapura tersebut.

Acara dihadiri jamaah dari Kadun Jaya, Mwuare dan warga Pagar Nusa Timika. Hadir juga Ketua Takmir Masjid Nurul Hikmah, Nasir, sesepuh kampung, Mukid, Muh. Amin, dan para Muslimat NU, dan wali santri. (Sugiarso/Ibnu Nawawi)