Nasional HARLAH KE-98 NU

Ini Rangkaian Acara Puncak Harlah Ke-98 NU di Masjid Istiqlal

Kam, 25 Februari 2021 | 05:30 WIB

Ini Rangkaian Acara Puncak Harlah Ke-98 NU di Masjid Istiqlal

Acara yang bertema ‘Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan’ ini dimulai dengan pembacaan qasidah dan maulid Nabi Muhammad. Kemudian acara Tahlil Muassis dan Doa untuk Keselamatan Bangsa akan dibuka tepat pukul 20.00 WIB. 

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan acara puncak Hari Lahir (Harlah) ke-98 NU, pada 16 Rajab 1442 Hijriah yang bertepatan dengan Sabtu (27/2) malam. Acara ini akan disiarkan langsung dari Masjid Istiqlal Jakarta melalui TVRI dan 164 Channel.

 

Harlah NU yang bertema Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan ini dimulai dengan pembacaan qasidah dan maulid Nabi Muhammad. Kemudian acara Tahlil Muassis dan Doa untuk Keselamatan Bangsa akan dibuka tepat pukul 20.00 WIB. 

 

Pembacaan tahlil secara nasional bakal dipimpin oleh Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Misbahul Munir. Lalu akan ada sambutan-sambutan yang disampaikan Ketua LD PBNU KH Agus Salim dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

 

Sementara itu, pada pukul 20.20 hingga 20.20 WIB, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar akan menyampaikan Khutbah Iftitah dan akan dilanjutkan dengan arahan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, pada pukul 20.25 sampai 20.40 WIB.

 

Acara inti dari peringatan Harlah ke-98 NU ini akan dilangsungkan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dengan penyampaian pidato kebangsaan sekaligus meluncurkan TVNU. Terakhir, akan ditutup dengan doa oleh Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dan acara selesai tepat pukul 21.00 WIB.

 

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana KH Bukhori Muslim menyampaikan bahwa agenda Harlah berdasarkan penanggalan hijriah ini akan dilangsungkan secara terbatas di Masjid Istiqlal. Diperkirakan hanya boleh dihadiri sebanyak 200 orang dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

 

"(Acara) itu akan dilaksanakan dengan sangat terbatas. Kita perkirakan sekitar 200 orang yang masuk dan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat. Sedangkan kapasitas gedung Istiqlal itu bisa muat 35 ribu orang (dalam kondisi normal). Selebihnya akan menghadiri melalui aplikasi Zoom,” ungkap Kiai Bukhori, kepada NU Online beberapa waktu lalu. 

 

Dilaksanakannya Harlah ke-98 NU secara virtual melalui aplikasi Zoom ini, menurut Kiai Bukhori, justru menjadi bentuk upaya penjagaan para kiai sepuh agar tidak tertular virus Covid-19. Ia menegaskan, para kiai sepuh di lingkungan NU mesti dijaga. 

 

"Tapi tanpa mengurangi kita mencari ilmu dari beliau-beliau dengan washilah Zoom tetap bisa dijalankan. Kita khawatir kalau (para kiai sepuh) datang, kondisinya masih belum memungkinkan," ujar Sekretaris LD PBNU ini. 

 

Kemudian ia menjelaskan bahwa agenda peringatan Harlah ke-98 NU versi hijriah ini merupakan rangkaian dari Harlah ke-95 NU yang diselenggarakan pada 31 Januari 2021 lalu. Di antara keduanya, terdapat banyak rangkaian kegiatan.

 

"Kemarin kan banyak istighotsah, ada konser amal juga. Bahkan masing-masing lembaga dan banom juga mengadakan berbagai kegiatan yang dirangkaikan dengan agenda Harlah ke-95 dan Harlah ke-98 NU," katanya.

 

Lembaga Takmir Masjid (LTM) NU misalnya, mengadakan kegiatan Bersih-Bersih Masjid (BBM) dalam rangka memperingati Harlah ke-95 yang dirangkai dengan Harlah ke-98 NU. Lalu ada penggalangan dana yang dilakukan oleh LAZISNU serta berbagai penanggulangan bencana.

 

"Semua kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian Harlah NU. Nah puncaknya memang nanti acara Harlah ke-98 NU pada 27 Februari 2021 malam. Jadi itu sudah masuk 16 Rajab" jelas Kiai Bukhori.

 

Agenda peringatan Harlah ke-98 NU digelar dalam bentuk dzikir bersama dan tahlil akbar, bertujuan untuk memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan dan kedamaian untuk negeri ini.

 

"Tentunya tidak lain dengan washilah kita doakan para pendiri NU, Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan para pendiri-pendiri NU di masa awal-awal," ujarnya.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan