Nasional

Inilah Tiga Kata untuk Agama, Tapi Beda Maknanya

Kam, 28 Januari 2016 | 10:06 WIB

Jakarta, NU Online
Belakangan ini ramai sekali diperbincangkan tentang sebuah ajaran yang ingin kembali kepada “millati ibrahim”. Atau kembali kepada ajaran agama Nabi Ibrahim. Ajaran tersebut secara tegas telah menyatakan diri kaluar dari arus utama Islam. Bagaimana seharusnya mensikapi ajaran seperti itu.   

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjelaskan, ada tiga kata dalam bahasa Arab yang artinya agama, tetapi tiga kata tersebut memiliki makna sendiri-sendiri, yaitu millah, nihlah, dan dien.

Millah, digunakan untuk agama yang diyakini ada nabinya, ada kitabnya, dan ada ajarannya, tetapi agama tersebut sudah hilang dan tidak dipraktekkan lagi peribadatannya. Dalam hal ini adalah ajaran Nabi Ibrahim. 

“Nabi Ibrahim membawa agama, tapi sudah hilang. Kok mau mengajak ke millati ibrahiim. Ya jelas sesat. Apalagi sampai tidak mewajibkan shalat. Kalau orang Islam tidak shalat, itu dosa, tetapi kalau mengingkari kewajibannya, itu sesat namanya,” katanya. 

Lalu, untuk kata nihlah, digunakan untuk agama lokal seperti Budha, Hindu, Kapitayan, Kaharingan, dan lainnya. 

Terakhir, kata dien digunakan bagi agama yang masih jelas nabinya, dan cara peribadatannya, simbolnya, syariatnya. Dien digunakan untuk Yahudi, Kristen, dan Islam. 

“Karena itu, saya menghimbau seluruh warga NU, jangan tertipu atau jangan terjebak oleh aliran yang tidak jelas,” katanya. (Mukafi Niam)