Nasional KONGRES IPNU IPPNU

IPPNU Desak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Ahad, 23 Desember 2018 | 01:15 WIB

IPPNU Desak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Ketua Panitia Kongres IPPU, Herawati (menghadap lensa)

Cirebon, NU Online
Ketua Panitia Kongres XVIII Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Herawati mengatakan, selama tiga tahun masa kepengurusan, IPPNU masa Khidmat 2015-2018 aktif terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan. 

Salah satunya adalah tentang isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Beberapa program yang telah dilaksanakan untuk mengawal isu tersebut, salah satunya Program Rumah Ramah Pelajar IPPNU

Program ini merupakan penyedia informasi dan konseling untuk remaja. Kepada kader IPPNU di daerah Pimpinan Pusat (PP) IPPNU mengarahkan untuk ikut mengawal isu ini. Hal itu disampaikan pada acara dialog interaktif Kebangsaan dan malam ta'aruf peserta Kongres XVIII IPPNU di Pesantren KH Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon Jawa Barat, Jumat (21/12).

Kepada NU Online, Sabtu (22/12) Herawati mengatakan, selama ini IPPNU ikut menyuarakan pengesahan RUU-PKS dari pusat sampai daerah. "Salah satu dari agenda Kongres adalah menyuarakan dan mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS)," ujarnya.

Dikatakan, IPPNU adalah organisasi kader Nahdlatul Ulama, maka prinsip ta'awun (saling menolong) menjadi landasan gerakan organisasi. Kader IPPNU selain menjadi kader yang peka terhadap dinamika sosial. Mengawal RUU ini merupakan representasi prinsip tersebut. 

"Terlebih, perempuan dan remaja rentan menjadi korban kekerasan seksual. Pengesahan RUU ini bisa menjadi penguatan hukum dan pemenuhan hak-hak perempuan sebagai warga negara," tandasnya.
 
Perempuan asal Banten itu menyampaikan beberapa isu yang diusung dalam Kongres XVIII IPPNU. Yakni menangkal radikalisme serta melibatkan diri dalam pembangunan nasional berkelanjutan seperti yang dimanahkan Presiden Jokowi dalam pembukaan Kongres XVIII IPPNU. 

"Maka hal ini (Pengesahan RUU-PKS) menjadi sesuatu keharusan untuk diperjuangkan." ucapnya.

Setelah dibuka di Istana Merdeka Jakarta oleh Presiden RI Joko Widodo Kongres XVIII Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) masih berlanjut sampai senin tanggal 23 Desember 2018. 

Beberapa agenda telah berlangsung, seperti dialog kebangsaan dan Malam ta'aruf yang dilaksanakan pada jumat (21/12). Selanjutnya agenda Kongres menuju ke kegiatan inti, yakni musyawarah bersama kader Ikatan pelajar puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) se-Indonesia. 

Pembahasan tentang organisas serta isu-isu yang disuarakan melalui kongres tiga tahunan organisasi Badan Otonom Nahdlatul ulama (NU) putri tingkat pelajar dan remaja.

"Insyaallah kami (IPPNU) yakin bisa mengemban amanah ini. Slogan Belajar, Berjuang dan bertaqwa sebagai prinsip gerak organisasi untuk Menuju Milenial Berkeadaban," pungkasnya. (Marleni/Muiz)