Nasional

Jadi Simbol Dukungan untuk Palestina, Ini 5 Daerah Penghasil Semangka Terbanyak di Indonesia

Sab, 4 November 2023 | 15:00 WIB

Jadi Simbol Dukungan untuk Palestina, Ini 5 Daerah Penghasil Semangka Terbanyak di Indonesia

Semangka telah menjadi simbol perjuangan dan dukungan untuk Palestina. Sementara di Indonesia, semangka tumbuh subur. Terdapat lima daerah di Indonesia yang menjadi penghasil semangka terbanyak. (Foto: ilustrasi NU Online/Aceng).

Jakarta, NU Online
Semangka (Citrullus lanatus) merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang segar, semangka memiliki segudang manfaat, seperti menyehatkan saluran cerna, mencegah dehidrasi, dan menjaga kesehatan mata. 


Di Indonesia, budidaya semangka kian berkembang. Ada yang memanfaatkan sebagai bahan sayur mayur, bijinya diolah menjadi camilan kuaci. Ada juga yang memanfaatkan kulit semangka untuk asinan atau acar.


Buah semangka mempunyai khasiat campuran antara nutrisi, vitamin, mineral, dan senyawa lain di dalamnya. Pengembangan buah semangka semakin meningkat karena mempunyai nilai ekonomis. Selain memberikan nilai tambah bagi petani, harga buah semangka tergolong stabil di pasaran. 


Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir tahun 2022 mencatat produksi semangka di Indonesia mencapai 414.242 ton. Dalam 10 tahun terakhir, produksi semangka mengalami fluktuasi. Produksi semangka sempat mencetak rekor terbesarnya mencapai 653.995 ton pada 2014. 


Berdasarkan wilayah, Jawa Timur merupakan penghasil semangka terbesar di Indonesia dengan produksi sebesar 97.357 ton per tahun 2022. Disusul Jawa Tengah dengan produksi semangka sebesar 59.837 ton. 


Lalu, produksi semangka ketiga tertinggi ada di Sumatra Utara sebesar 29.418 ton. Kemudian, posisi keempat adalah Lampung dengan 19.442 ton. Posisi kelima ada Riau sebanyak 17.539 ton semangka.


Simbol Negara Palestina

Semangka pertama kali digunakan sebagai simbol Negara Palestina setelah Perang Enam Hari pada 1967 ketika Israel bertempur dengan negara-negara tetangga, termasuk Mesir, Suriah, dan Yordania. Kala itu, pemerintah Israel melarang pengibaran bendera Palestina di muka umum dalam perbatasannya untuk menutupi nasionalisme Palestina dan Arab.


Untuk mengakali larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan buah semangka yang mereka potong menjadi segitiga karena menyerupai bendera mereka yang mengandung warna-warna merah, hitam, putih, dan hijau.


Pada 1993, Israel akhirnya mencabut larangan pengibaran bendera Palestina sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, yang merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina, yang mengelola Jalur Gaza dan Tepi Barat.


Pada 2007, seniman Palestina, Khaled Hourani, memperkenalkan karya seninya ‘Semangka’ sebagai kontribusi pada buku Atlas Subjektif Palestina. Tindakan ini menginspirasi banyak seniman lain untuk menciptakan karya seni dengan menggunakan simbol semangka sebagai sarana untuk mengekspresikan solidaritas terhadap Palestina.


Bahkan, pada 2022, The Sachs Program for Arts Innovation dari Universitas Pennsylvania memberikan penghargaan pada proyek seni berjudul Watermelon Book (Buku Semangka) yang berisi karya dari para seniman, penulis, dan pemikir dari Palestina.


Kini, di era media sosial, saat penyebaran konten Palestina kerap kali disensor termasuk bendera Palestina, gambar irisan semangka semakin sering digunakan kalangan pro-Palestina.


Mari bersolidaritas untuk Palestina bersama NU Care-LAZISNU melalui BCA 0680 1926 77 | BSI 7015 654 583 | Atau melalui tautan nucare.id/program/pedulipalestina.