Nasional RAKERNAS PERGUNU

Jam’iyyah NU, Pergerakan Para Guru

Jum, 24 Februari 2017 | 01:01 WIB

Lombok Tengah, NU Online
Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat Tuan Guru H. Taqiuddin Mansur mengatakan, setiap warga NU, apa pun profesinya, jangan pernah melupakan jasa guru-guru yang telah mendidik di masa kecil, remaja hingga dewasa.

“Jadi apa saja, bupati, menteri, jangan melupakan gurumu. Guru derajatnya lebih tinggi dari apa pun,” kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Ta’limushibyan Bonder, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat tersebut di Seminar Nasional Perlindungan Profesi Guru di hotel D’Praya Kamis (23/2).

Ia menambahkan, guru jangan diartikan sebagai orang yang memunyai Surat Keputusan dari negara, tapi orang yang telah mendidik kita. Setelah kita dididik, dianjurkan kita juga menjadi guru bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

“Kalau tidak bisa jadi guru, maka jadilah pembelajar. Jika tidak bisa, jadi pendengar yang baik,” tambah tuan guru kelahiran Lombok Tengah 1953 tersebut.

Menurut tokoh agama yang pernah aktif di IPNU, PMII, dan GP Andor tersebut, gerakan Nahdlatul Ulama sebenarnya adalah pergerakan guru. Karena, menurutnya, NU adalah gerakan pendidikan, melalui kiai dan tokoh NU mengajari jamaahnya dan santri.

Ia berharap, Pergunu mampu meningkatkan peran dan fungsi guru-guru NU agar mampu mendidik anak-anak menjadi kader yang berkualitas.

Rapat Kerja Nasional Pergunu bertema Menggerakkan Pendidikan Nilai Ahlussunah wal-Jama’ah An-Nahdliyah untuk Kedaulatan NKRI tersebut berlangsung sampai Ahad (26/2). Rencananya, kegiatan tersebut dihadiri Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Abdullah Alawi)