Nasional

Kampung Pancasila Diharap Tidak Sekadar Formalitas

NU Online  ·  Ahad, 2 Juni 2019 | 04:30 WIB

Jember, NU Online
Tidak gampang untuk menyamakan persepsi para ulama, bahkan umat Islam bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Apalagi saat itu umat Islam sangat sensitif terkait gagasan pemerintah yang ingin menempatkan Pancasila sebagai azas tunggal bagi semua organisasi, termasuk partai politik. Namun KH Ahmad Siddiq, bisa. Meskipun peran itu bukan monopoli KH Ahmad Siddiq, tapi kenyataanya, putera terbaik Jember tersebut, sangat dominan perannya.

Usaha dan perjuangan KH Ahmad Siddiq yang tidak gampang tersebut diakui oleh Bupati Jember, Jawa Timur, Faida.

"Perjuangan (beliau) ini hanya mencapai satu mufakat, bahwa Pancasila adalah azas tunggal yang menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia menikmati bersama hasil mufakat tersebut. Menyebabkan kita rukun dan damai,” tutur Faida saat memberikan sambutan dalam Peresmian Kampung Pancasila di kompleks Pondok Pesantren Asshiddiqi Putera (Astra) Talangsari, Lingkungan Kulon Pasar, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Sabtu (1/6).

Faida menjelaskan, penetapan Kampung Pancasila tersebut terinspirasi dari  perjuangan KH Ahmad Siddiq dalam membela Pancasila sebagai ideologi tunggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga diharapkan spirit perjuangan beliau akan terus  mengalir di dada generasi muda.

"Kami menginginkan hal tersebut tersosialisasi kepada generasi muda untuk memperkuat semangat kebangsaan kita, semangat NKRI melalui ajaran besar KH. Ahmad Siddiq," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Faida menyerahkan Surat Keputusan Bupati Jember tentang penetapan Kampung Pancasila kepada Pengasuh Pondok Pesantren Astra, KH Muhammad Balya Firjoun Barlaman (putera KH Ahmad Siddiq). Gus Firjoun menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten Jember yang berusaha melestarikan ‘peninggalan’ KH Ahmad Siddiq dalam bentuk penetapan Kampung Pancasila, yang merupakan bagian dari syarat pengusulan beliau untuk  memperoleh gelar pahlawan nasional.

“Ini menjadi pemicu bagi kami untuk bisa melanjutkan pemikiran, perjuangan, serta wawasan yang beliau lakukan untuk bangsa,” ujarnya.

Ia berharap agar penetapan Kampung Pamcasila itu tidak sekadar formalitas untuk larut dalam keharuan memperingati Hari Lahir Pancasila (1 Juni). Namun diharapkan semangat perjuangan KH Ahmad Siddiq bisa menjalar kemana-mana, sehingga bangsa Indonesia tetap aman, damai, dan menghargai keanekaragaman. (Aryudi AR).