Tangerang, NU Online
Kementerian Agama melalui melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam menggelar pertemuan nasional yang melibatkan para wakil rektor dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) dan kepala P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dari 58 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN).
Pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Horison Grand Serpong, Tangerang, Banten, 20-21 Maret 2019 ini diisi dengan koordinasi program, evaluasi dan peningkatan kualitas penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan publikasi ilmiah di lingkungan Direktorat Diktis.
Direktur Diktis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M. Arskal Salim GP mengatakan, sudah saatnya UIN, IAIN, dan STAIN tidak hanya fokus pada kuantitas mahasiswa tapi juga mengembangkan kualitas penelitian. Di antara ikhtiar tersebut adalah melalui penguatan metodologi penelitian.
"Bukan pelatihan-pelatihan metodologi dasar, melainkan lebih spesifik seperti pelatihan metodologi penelitian etnografis, case study, dan lainnya," katanya.
Ia berharap pembenahan bisa dimulai sejak pembuatan proposal dengan reviewer (peninjau proposal) yang kompeten. Arskal tidak ingin pengusul proposal penelitian sekadar "iseng-iseng berhadiah" tanpa mempedulikan kelayakan.
Sementara itu, Suwendi, Kasubdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Diktis, mendorong agar lembaga penelitian kampus memperhatikan serapan anggaran hingga 95 persen.
"Terutama yang terkait hajat hidup orang banyak seperti bantuan penelitian, dan lain-lain. Tolong dipersiapkan secepatnya. Belajar dari 2018 kemarin, pihak kampus umumnya keteteran jika memasuki jelang akhir tahun," paparnya di hadapan forum. Namun, Suwendi menggarisbawahi, optimalisasi serapan juga tanpa mengabaikan pengetatan standar mutu penelitian.
Direktorat Diktis juga telah meluncurkan beragam aplikasi berbasis android untuk keperluan peningkatan kualitas akademis, seperti Moraref yang berisi ribuan artikel jurnal ilmiah dan Morabase yang menjembatani peneliti dan pengelola jurnal untuk saling mengisi. Kemenag berharap, berbagai sistem layanan yang disediakan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Mahbib)