Nasional

Katib ‘Aam PBNU: Islam Nusantara Strategi untuk Perdamaian Dunia

NU Online  ·  Ahad, 4 September 2016 | 12:01 WIB

Rembang, NU Online
Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan terkait peran Islam Nusantara dalam proses perdamaian dunia. Ia mengatakan, bahwa Islam Nusantara merupakan sebuah strategi yang kompleks dalam mengatasi perdamaian dunia.

"Islam Nusantara ini merupakan sebuah strategi yang kompleks dalam mengatasi perdamaian di Timur Tengah, kaitannya terhadap krisis di berbagai tempat di seluruh dunia. Dan apa yang paling penting dalam strategi Islam Nusantara adalah bahwa bagaimana Indonesia memperoleh percaya diri dan kewibawaan untuk bisa ambil peran mencari jalan keluar bagi krisis yang melanda Islam di seluruh dunia," jelasnya.

Tidak ada satu pun negara di dunia yang punya posisi untuk mengambil inisiatif bagi upaya perdamaian selain Indonesia. Siapa yang mau bicara damai, orang Mesir bicara mengajak damai tidak ada yang percaya. Orang Qatar, Yaman, Emirat, Irak, tidak dipercaya.

Gus Yahya sapaan akrabnya menambahkan, bahwa orang Syuriah, Libanon walaupun jenggotya panjang-panjang tidak dipercaya. Mereka itu bagian dari masalah. Mereka yang ketimpa masalah dan tidak dapat menyelesaikan.

"Satu-satunya yang ada dalam posisi untuk bicara perdamaian, untuk bicara jalan keluar, untuk bicara penyelesaian adalah Indonesia. Untuk menolong dunia Islam, menolong seluruh peradaban umat manusia hanya Indonesia," tegasnya pada acara Stadium General di STAI Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (2/9) lalu.

Bahwa Indonesia memiliki 215 juta umat Islam. Ini merupakan jumlah Muslim terbesar di dunia. Maka belakangan ini Indonesia menjadi perhatian dunia, baik di Amerika maupun Eropa. Banyak di antara mereka yang bertanya tentang ulama di Indonesia.

Dunia saat ini, lanjut Gus Yahya, dihadapkan pada dua pilihan, perang secara habis-habisan sampai mati semua atau kita ingin hidup bersama dan terpaksa saling mempengaruhi sehingga dapat hasil yang lebih baik.

"Nah, Islam Nusantara menawarkan cara yang kedua ini. Karena di Nusantara ini tidak pernah ada perang secara habis-habisan. Dulu ada pembantaian PKI dan kita saat ini bisa melangsungkan hidup bersama dengan mereka dan tidak pernah ada masalah lagi," ujarnya. (Aan Ainun Najib/Abdullah Alawi)