Nasional

Kemenag Komitmen Bantu Pesantren dengan Potensi Kemaritiman

Sab, 5 September 2015 | 12:02 WIB

Jakarta, NU Online
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama berkomitmen membantu pengembangan ponpes yang mempunyai potensi kemaritiman, yakni ponpes di daerah yang secara geografis dekat dengan pesisir, berkarakter kemaritiman, dan memiliki program kemaritiman. 
<>
Informasi dari Kemenag di Jakarta, Jumat menyebutkan, komitmen untuk membantu pengembangan ponpes yang memiliki potensi kemaritiman itu disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dr H Mohsen saat membuka Rakor Pembahasan Persiapan "Sail Tomini 2015" di Palu, Sulteng pada 3 September. 

Menurut Mohsen, saat ini Kemenag sedang melakukan pemetaan potensi ponpes kemartiman. Sampai sekarang tercatat baru ada 93 ponpes maritim di berbagai daerah di Tanah Air yang menyampaikan laporannya kepada Kemenag.

Mengingat keterbatasan anggaran, selama 2015 Kemenag baru bisa memberikan bantuan kepada 40 ponpes maritim yang berada di 12 titik. Pada tahap awal bantuan yang diberikan baru berupa bantuan operasional, insentif, dan bantuan penguatan manajemen ponpes.

Dalam upaya mengatasi keterbatasan anggaran, Kemenag terus berusaha meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait. Saat ini sudah ada delapan bank yang bekerja sama dengan ponpes dibawah koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Salah satu contoh kerja sama dimaksud dilakukan di Gresik, Jawa Timur. Di daerah yang memiliki banyak industri itu sebanyak 1.200 santri akan mengikuti program magang dengan tujuan agar mereka bisa dipersiapkan menjadi tenaga kerja di bidang industri dengan tetap membawa nilai-nilai luhur sebagaimana diajarkan di pesantren.

Kerja sama tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian ponpes agar tidak selalu mengharapkan bantuan dari pihak lain. Dengan kekuatan kemandirian itu pula Pesantren Qomaruddin di Gresik yang berdiri tahun 1750 sampai saat ini dapat terus berkembang bahkan sudah memiliki perguruan tinggi.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag juga mengemukakan, beberapa ponpes di Sulteng menjadi proyek percontohan untuk pengembangan ponpes maritim sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tempat studi banding bagi pesantren-pesantren lainnya di Tanah Air.

Terkait "Sail Tomini 2015", ia menjelaskan, Kemenag turut mendukung penyelenggaraan acara tersebut. Kegiatan itu sendiri bertujuan mempercepat pembangunan daerah tertinggal, pinggiran, dan kepulauan; mempromosikan tujuan wisata di Sulteng; dan mengukuhkan kembali kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim.

Salah satu bentuk partisipasinya adalah peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Pondok Pesantren (PEP) yang difokuskan pada ponpes maritim. Khusus untuk mematangkan konsep partisipasi dimaksud Kemenag menyelenggarakan Rakor Pembahasan Persiapan "Sail Tomini 2015" dengan mengundang 40 ponpes maritim di Sulteng. (Antara/Mukafi Niam)