Nasional

Kemenag Optimalkan Kurikulum dan Bangun Sindikasi Media untuk Kuatkan Moderasi Beragama

Jum, 17 November 2023 | 13:00 WIB

Kemenag Optimalkan Kurikulum dan Bangun Sindikasi Media untuk Kuatkan Moderasi Beragama

Kemenag sangat intensif menanamkan nilai-nilai moderasi beragama bagi civitas akademika PTKI dengan menginternalisasinya melalui perkuliahan dan sindikasi media (Foto: Humas Kemenag)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) sangat intensif menanamkan nilai-nilai moderasi beragama bagi civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Di antara strategi yang dilakukan adalah dengan menginternalisasi nilai-nilai moderasi melalui kurikulum perkuliahan. Selain itu, Kemenag juga tengah membangun sindikasi media di lingkungan PTKI. 

 

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag  Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, pihaknya dalam satu tahun terakhir mendorong Rumah Moderasi Beragama yang ada di setiap PTKI untuk membentuk sindikasi media. Hal ini, menurutnya, penting sebagai upaya untuk memperbanyak informasi dunia maya dengan wacana keagamaan Islam yang moderat.

 

"Sebab, selama ini, narasi keagamaan yang mengarah ke radikalisme bahkan ekstremisme masih kerap mengemuka di tengah masyarakat. Padahal itu berseberangan dengan moderasi beragama," ujar Inung, panggilan akrabnya, Jumat (17/11/2023).


Menurut Inung, sindikasi media di lingkungan PTKI sangatlah strategis. Sebab saat ini jumlah PTKI terhitung banyak. Rinciannya, 59 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), 788 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS), dan 111 fakultas keagamaan di lingkungan Kemendikbudristek dengan jumlah mahasiswa dan dosen mencapai ribuan orang.


"Mengapa kekuatan yang sedahsyat ini itu tidak bisa dimaksimalkan untuk melakukan mainstreaming di wacana publik guna memperkuat moderasi beragama?" katanya.

 

Oleh karena itu, Inung menilai fungsi sindikasi ini sangat efektif karena mampu menyuarakan, mengadvokasi, dan memperkuat moderasi beragama di ruang publik.Jika sebuah isu bisa digaungkan dengan masif, Inung optimistis hasilnya akan lebih baik dan membumi.


"Sindikasi ini baru rintisan sekitar 3-4 bulan terakhir. Namun melihat progresnya sangat menggembirakan karena respons publik begitu  positif. Sindikasi ini akan terus dikolaborasikan dengan berbagai pihak," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

 

Tak hanya media di jaringan PTKI, Kemenag juga mengoptimalkan kekuatan  pers mahasiswa yang jumlahnya juga mencapai ratusan untuk memperkuat narasi moderasi. 


Menurut Inung, optimalisasi dan internalisasi nilai moderasi banyak menggunakan jalur PTKI karena selama ini wacana dan praktik keagamaan yang moderat sudah berjalan di kampus-kampus keislaman. 

 

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Kemenag Thobib al-Asyhar menyampaikan bahwa nilai-nilai moderasi beragama juga disemai melalui kurikulum di PTKI.

 

"Moderasi beragama bukan sekadar program tapi terintegrasi dari cara pandang, sikap, dan perilaku keberagamaan mereka, sehari-hari," katanya.


Sebagai bukti moderasi beragama ini berjalan, sejumlah kampus PTKI saat ini juga memiliki mahasiswa non-Muslim. Mereka pun tidak dipaksa untuk menjalankan praktik keislaman di dalam kampus. 

 

Thobib menambahkan, pengarusutamaan moderasi beragama juga dilakukan melalui Ma'had al-Jamiah, yaitu sebuah lembaga pemondokan bagi para mahasiswa baru. "Di situlah posisi tepat untuk membangun dan mengubah paradigma moderasi," terangnya.