Nasional

Kemenag Tanggapi Penulisan Al-Qur'an Maghribi yang Sempat Viral

Jum, 12 Oktober 2018 | 05:30 WIB

Jakarta, NU Online
Kepala Lajnah Pentashihan Al-Qur'an Kementerian Agama Muchlis Muhammad Hanafi menanggapi peredaran sebuah video yang menampilkan penulisan Al-Qur'an standar Maghrib. Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa penulisan standar Maghrib ini dapat menyesatkan.

Muchlis M Hanafi menyatakan bahwa penulisan mushaf tersebut didasarkan pada riwayat Warsy dari Imam Nafi'.

"Mushaf Al-Qur'an dalam video tersebut adalah mushaf Al-Qur'an yang ditulis berdasarkan riwayat Warsy dari Imam Nafi' (salah satu riwayat dalam qiraah sab'ah yang mutawatir) yang diterbitkan oleh Penerbit Darul Ma'rifah Beirut," katanya melalui siaran pers, Rabu (10/10).

Lebih lanjut, Muchlis menjelaskan bahwa standar penulisan pada Al-Qur'an dalam video tersebut menggunakan tulisan ala Maghribi (Maroko). Hal ini berbeda dengan penulisan mushaf standar Indonesia.

"Penulisan mushaf tersebut menggunakan khat (tulisan) Maghribi yang berbeda dengan Mushaf Al-Qur'an Standar Indonesia (MSI)," lanjutnya.

Perbedaan tersebut, jelasnya, antara lain pada penulisan huruf fa dan qaf. Fa dalam sistem penulisan Maghribi menggunakan satu titik di bawah huruf, sementara huruf qaf menggunakan satu titik di atas huruf (seperti huruf fa dalam standar MSI).

Tidak aneh jika orang dalam video tersebut membaca tulisan Al-Qur'an dengan Al-Fur'an dan yuqimuna (ayat 3 surat Al-Baqarah) dengan yufimuna.

"Kedua sistem penulisan itu benar dan masih digunakan dalam penerbitan dan percetakan mushaf Al-Qur'an di dunia Islam sampai saat ini," ujar pria lulusan jurusan tafsir dan ilmu-ilmu Al-Qur'an Universitas Al-Azhar, Mesir itu. (Syakir NF/Alhafiz K)