Nasional BULAN GUS DUR

Kenapa Politik Gus Dur Penuh dengan Guyon?

Sen, 17 Desember 2018 | 01:30 WIB

Kenapa Politik Gus Dur Penuh dengan Guyon?

KH Abdurrahman Wahid (Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online
Ada wisdom masyhur dari KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang menyatakan bahwa ‘Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan’; ‘humor tidak bisa menjatuhkan pemerintahan, tapi humor bisa membusukkan rezim’.

Walau begitu, politik Gus Dur penuh dengan guyon atau humor. Persoalan seberat dan segenting apapun selesai di tangan Gus Dur dengan hanya melontarkan humor. Dalam pandangan sebagian orang, humor menunujukkan ketidakseriusan. Tetapi humor Gus Dur justru menandai keseriusannya.

Politik penuh humor ini dikatakan Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim lewat dialog imajinernya dengan Gus Dur. Selain mengemukkan persoalan politik, dialog tersebut juga membincang masalah kebangsaan, dan persoalan-persoalan terkini lainnya.

Berikut dialog imajiner KH Luqman Hakim bersama Gus Dur yang dikutip NU Online, Senin (17/8) lewat twitternya, @KHMLuqman:

Dialog imajiner dengan Gus Dur 1

"Dulu bisa kena stroke bagaimana ceritanya Gus"
"Waktu itu saya lagi hobi touring. Tapi dari makam ke makam hingga ke langit sana. Indah sekali. Begitu kembali ke bumi, Saya kaget bukan main. Ya itulah.. Sampean tahu sendiri."
"Kenapa mau kembali?"
"Tugas.."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 2

"Kenapa Gus politiknya kok sambil guyonan?"
"Iya. Para cendekiawan melihat politik sebagai kepentingan akademis. Lha saya kan dagang.. hehehe.."
"Lah, sekarang semua kata dan tindakan Gus Dur jadi konsumsi akademis?'
"Salahnya sendiri..."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 3

"Gus Dur nanti akan pilih Capres yang mana?"
"Amin Rais..."
"Wah ini pilihan kotroversial Gus"
"Biarin aja. Wong milihnya dari kuburan kok..."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 4

"Kemarin di Monas ramai sekali Reuni 212. Gus Dur hadir kah?"
"Siapa bilang ramai? Saya lihat sepi2 saja..."
"Di media beritanya ramai Gus..."
"Sepi. Wong tidak ada Ilaa hadhroti ahli kubur, tidak ada tahlilan, ya sepi... Berkatnya nggak sampai tu..."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 5

"Gus Dur setuju kalau umat Islam sedang bangkit?"
"Bangkit apanya? Mereka lagi minder kok sebagai umat, jadi ya seperti itu"
"Islamisasi politik, Islamisasi ekonomi, Islamisasi sains dimana-mana, Gus"
"Mereka kan belum belajar Islam yang sebenarnya"

Dialog imajiner dengan Gus Dur 6

"Anak-anak muda NU sangat berhutang pada peran anda yang luar biasa. Pandangan-pandangan anda hidup dalam jiwa."
"Jangan berlebihan memuji saya. Banyak lho Kiai-kiai yang hebat..."
"Anda terlalu tawadhu' Gus.."
"Tapi mereka nggak punya keberanian seperti saya..hehehe"

Dialog imajiner dengan Gus Dur 7

"Gus orang-orang menyebut anda Wali. Apakah anda pernah bertanya pada diri anda sendiri, "Saya ini Wali apa bukan ya.."
"Hahaha... Apakah Allah pernah bertanya pada DiriNya, "Saya ini Tuhan apa bukan ya..."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 8

"Seharusnya anda layak dapat Nobel Perdamaian Gus..."
"Panitia sudah tahu, kalau saya akan menolak."
"Kenapa Gus?"
"Jangankan Nobel dunia, Nobel akhirat saja saya ogah kok.."
"Sampean ini anehhh"
"Sejak dulu saya nggak butuh dunia, nggak butuh akhirat."

Dialog imajiner dengan Gus Dur 9

"Haul anda ke-9 ini apa yang anda harapkan, Gus?"
"Saya hanya berharap agar semua berjuang dengan ikhlas. Lillahi Ta'ala..."
"Hanya itu Gus?"
"Apa ada yang lebih dari itu?"

(Fathoni)