Keseharian Santri sebagai Strategi Sepak Bola
NU Online · Sabtu, 29 Oktober 2016 | 00:02 WIB
Ihsan, pemain kesebelasan Pondok Pesantren Al-Falah memiliki kecepatan gerak yang sering merepotkan pertahanan lawan. Sisi kiri kesebelasan Assalam Bangkalan misalnya, pada pertandingan babak 8 besar mampu ditembusnya. Kemudian bola ia umpan ke Darius yang langsung menyambutnya dengan tendangan ke arah gawang. Gol. Belum genap satu menit babak kedua, Assalam kebobolan.
Pemain nomor punggung 8 tersebut bersama Darius bernomor punggung 11 menjadi andalan tim asal Kabupaten Bandung tersebut. Termasuk dalam semifinal Seri Nasional Liga Santri Nusantara 2016 melawan kesebelasan Pesantren Nur Iman Mlangi Sabtu siang (29/10) di stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta. Hal itu diakui pelatihnya sendiri.
Selain mengandalkan kecepatan dua pemain tersebut, Al-Falah, lanjut Arif, menerapkan strategi keseharian santri di pesantren.
“Kebersamaa, kompak dan daya juang tinggi, itu kita tanamkan. Tidak mudah menyerah, saling cover di lapangan, tidak saling menyalahkan dan saling peduli. Jadi, konsep keseharian di pesantren, saling tegur, saling ngingetin dipakai di lapangan juga,” jelasnya.
Manajer Kompetisi LSN 2016 Kusnaeni menilai Al-Falah adalah tim yang memiliki kerja saama yang baik. Lini depan dan tengah tertata dengan baik.
Meski demikian, tim ini, tak punya riwayat menang banyak, tapi konsisten menang tipis sampai ke semifinal. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua