Nasional

Ketika Bendera NU Penuhi Jalan Arteri Pulau Lombok

NU Online  ·  Rabu, 8 April 2015 | 23:01 WIB


Lombok, NU Online
Aroma perhelatan acara Pra-Muktamar NU tercium sangat kuat ketika NU Online menjejakkan kaki di Pulau Lombok, Rabu (8/4) siang waktu setempat. Tak sampai satu kilometer meninggalkan Bandar Udara Internasional Lombok, bendera NU terus berkibar, diterpa angin sepoi-sepoi.
<>
Bendera dan umbul-umbul yang berjajar rapat tersebut seolah menyambut kedatangan warga Nahdliyin yang ingin memeriahkan perhelatan pra-muktamar. Selain itu, kain hijau bergambar bola dunia dengan di kelilingi bintang sembilan dan logo muktamar itu seakan hendak mewartakan besarnya warga Nahdliyin di pulau sebelah timur Bali tersebut.

Dari pantauan NU Online, bendera warna hijau tua khas NU, umbul-umbul acara pra-muktamar, dan logo muktamar yang telah dinyatakan menang sayembara terpasang rapi di sepanjang jalan arteri mulai bandara dari hingga lokasi pesantren.

“Padahal, jarak dari sini ke pesantren kurang lebih enam hingga tujuh kilometer. Kalau jarak antara bendera dan umbul-umbul hanya dua meter, rasanya cukup lelah juga kita menghitungnya,” ujar Abdul Hamid sesaat setelah meninggalkan bandara menuju arena pra-muktamar.

Hamid, kader PMII jebolan UIN Jakarta ini, tampak antusias menceritakan semangat warga Nahdliyin di “bumi para tuan guru” menyambut perhelatan akbar di wilayahnya. Tak tanggung-tanggung, spanduk berukuran besar di perempatan dan pertigaan sepanjang jalan tersebut juga terpasang dengan gagahnya.

Suasana kian semarak ketika memasuki gang Pesantren Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan, tempat perhelatan pra-muktamar. Pengunjung dipastikan terpesona melihat warna-warni hijau tua yang mendominasi mulai depan papan nama pesantren hingga halaman yang berukuran cukup luas.

“Besok pagi, halaman pesantren ini akan penuh dengan warga Nahdliyin. Kurang lebih, 2500-an. Kami mengundang seluruh PCNU se-Provinsi NTB. Para wali santri yang jumlahnya tak kurang 1500 orang,” ujar TGH Taqiuddin Manshur di kediamannya, Rabu sore.

Ditanya soal asal muasal pesantren asuhannya terpilih sebagai tempat pra-muktamar, TGH Taqiuddin menjawab singkat. “Sederhana saja sebenarnya. Mungkin karena saya Ketua Tanfidziyah PWNU NTB yang punya pesantren. Itu barangkali ya,” ujarnya gembira.

Hal tak kalah penting, lanjut Tuan Guru, pesantrennya kini sangat strategis menyusul diresmikannya Bandara Internasional Lombok. Bandara tersebut dibuka pertama kali pada 1 Oktober 2011 untuk menggantikan fungsi Bandara Selaparang Mataram. (Musthofa Asrori/Mahbib)