Nasional MUNAS-KONBES NU 2019

Ketika Karinding Dipadu Shalawat Menggema di Arena Munas

Kam, 28 Februari 2019 | 04:00 WIB

Ketika Karinding Dipadu Shalawat Menggema di Arena Munas

Penampilan Musik Karinding oleh Grup Saung Gawir Banjar

Banjar, NU Online
Karinding adalah salah satu alat musik tradisional asli masyarakat Sunda, Jawa Barat dan telah ada sejak zaman dulu. Musik yang terbuat dari bambu ini digunakan untuk mengiring lagu-lagu daerah Sunda karena keunikan dan kekhasan suara yang dihasilkan.

Namun ada yang unik saat alat musik karinding ini dimainkan dan padukan dengan berbagai alat musik tradisional lainnya pada acara Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama yang digelar di Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat.

Perpaduan karinding dan alat musik bambu khas sunda seperti suling, clempung, bangbaraan dan dawai selaras mengiringi lagu-lagu religi dan shalawat.

"Dengan lantunan shalawat diiringi karinding mudah-mudahan membawa keberkahan dan melancarkan kegiatan Munas dan Konbes NU," kata pimpinan grup Saung Gawir, Mbah Ali yang menampilkan pertunjukan tersebut di panggung seni Munas dan Konbes, Rabu (28/2) malam.

Mbah Ali mengatakan bahwa grup musik karindingnya dibentuk untuk melestarikan budaya sunda. Alat musik karinding diciptakan untuk mewujudkan nilai-nilai luhur budaya yang dipadukan dengan konsep nilai agama.

"Alat musik yang dibuat memiliki makna filosofi di antaranya kecapai dengan 20 senar melambangkan sifat wajib bagi Allah. Suling dengan 6 lubang sebagai simbol rukun iman," ungkap Mbah Ali.

Di antara lagu yang diiringi musik karinding seperti Shalawat Nariyah, Syi'ir Gus Dur dan Thala'al Badru.

Selain penampilan musik karinding, pada kegiatan Munas dan Konbes yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari sampai dengan 1 Maret 2019 ini, beberapa acara disuguhkan untuk khalayak umum.

Di antaranya bazar, hiburan musik Nasida Ria, Grup Shalawat Syubbanul Muslimin, penampilan musik tradisional, vokalis Veve Zulfikar, pengajian KH Ahmad Muwafiq, dan silaturahim alim ulama dan warga NU. (Muhammad Faizin)