Nasional

Ketika Universitas Soka Jepang Kembali ‘Menghadirkan’ Gus Dur

Sel, 31 Oktober 2017 | 02:30 WIB

Ketika Universitas Soka Jepang Kembali ‘Menghadirkan’ Gus Dur

Hj Shinta Nuriyah di Universitas Soka, Jepang.

Jakarta, NU Online
Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid didaulat memberikan kuliah umum di depan para mahasiswi akademi perempuan Universitas Soka, Tokyo, Jepang pada Rabu (25/10) lalu.

Universitas yang mempunyai komitmen kuat di bidang perdamaian dan kebudayaan ini mengundang istri mendiang Gus Dur untuk menyampaikan prinsip-prinsip perdamaian, khususnya dalam Islam.

Shinta Nuriyah didampingi putri sulung Alissa Wahid dan putri bungsunya Inayah Wahid dalam lawatan ke universitas yang didirikan oleh Daisaku Ikeda, teman baik Gus Dur dan pendiri Soka Gakkai.

Kepada NU Online, Alissa Wahid menerangkan poin-poin penting yang disampaikan ibundanya di depan sekitar 400 mahasiswi Universitas Soka, di antaranya terkait prinsip-prinsip Islam dalam menjaga dan merawat perdamaian.

“Kedatangan ibu ke Universitas Soka untuk menyampaikan kuliah umum di depan para mahasiswi akademi perempuan universitas tersebut,” jelas Alissa Wahid.

Yang diminta adalah, sambung Alissa, berbicara tentang Islam dan prinsip-prinsip perdamaian. Di mana dalam Islam prinsip-prinsip perdamaian itu sangat kuat. 

“Yang ibu sampaikan adalah apa arti kata Islam dan bagaimana diejawantahkan, Islam rahmatan lil 'alamin dan bagaimana Islam hidup berdampingan dengan kelompok yang berbeda,” ujar Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini.



Menghadirkan Shinta Nuriyah bagi Universitas Soka merupakan upaya kembali menghadirkan sosok Gus Dur. Alissa menerangkan, dialog perdamaian dan kebudayaan global sudah lama dibangun Gus Dur dan Daisaku Ikeda.

Salah satu universitas terkemuka di Tokyo ini pernah menganugerahi Doktor Kehormatan kepada Gus Dur di bidang perdamaian dan kebudayaan.

Daisaku Ikeda yang dikenal sebagai Sense di Jepang berusaha memberikan pelajaran penting bagi para generasi muda di Jepang untuk berkomitmen kuat dalam mewujudkan perdamaian dan mengembangkan kebudayaan.

Alissa juga menyampaikan, pada tahun 2012 lalu Gus Dur kembali mendapatkan penghargaan kehormatan dari Universitas Soka. Namun, karena Gus Dur sudah mangkat, pemberian penghargaan diterima oleh Shinta Nuriyah.

“Pada saat itu ibu menyampaikan sambutannya dan sekarang mereka juga memutuskan menghadirkan ibu untuk menyampaikan kuliah umum,” ucap Alissa.



Dalam memenuhi undangan tersebut, Shinta Nuriyah disambut beragam kehangatan. Mulai dari lantunan lagu khusus Soka Gakkai saat dirinya tiba di universitas tersebut hingga penampilan seni musik yang ditampilkan para aktivis perempuan International Women Center Universitas Soka.

“Yang menarik adalah ketika kami disambut permainan Koto (alat musik tradisional khas Jepang, red). Mereka memainkan nada dari lagu Bengawan Solo,” terang Alissa.



Menghadirkan sosok Gus Dur yang ada pada diri Shinta Nuriyah merupakan hal penting. Karena menurut Alissa, banyak orang di Jepang tidak mengenal bagaimana Islam merawat perdamaian. 

“Dan apa yang disampaikan ibu bagi mereka sangat membuka mata, mencerahkan, dan feedback-nya mereka jadi ingin tahu lebih mendalam tentang Islam,” tandasnya. (Fathoni)