Nasional

Ketum Ansor: Kirab Satu Negeri untuk Jaga Konsensus Bangsa

Sel, 18 September 2018 | 00:15 WIB

Jayapura, NU Online
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut C Qoumas, menegaskan bahwa Kirab Satu Negeri yang digelar secara serentak untuk menolak ancaman kedaulatan bangsa. Yakni dari kelompok yang ingin mengubah konsensus nasional dan yang menamakan diri atas nama agama tertentu.

"Konsensus nasional itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus kita jaga jangan terpecah karena kelompok-kelompok tertentu, apalagi yang mengatasnamakan kelompok agama yang dianggap menjadi rujukan, padahal ada yang lain," katanya, Senin, (17/9). 

Hal tersebut disampaikan Gus Yaqut saat berada di Skouw-Wutung, tapal batas Indonesia dan Papua New Guinea, di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Dirinya menilai sejumlah kelompok itu tidak boleh dibiarkan berkembang, apalagi membawa nama agama. “Sehingga bisa menjadi dasar konflik karena merasa besar dan benar dengan pemahaman yang beda serta sempit,” ungkapnya.

Padahal, kata dia, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada I Gusti Ngurah Rai di Bali, yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Sebenarnya yang menerima keberagaman dan kebinekaan serta mencintai negara ini sangat mayoritas, tetapi mereka lebih banyak diam,” jelasnya. Kirab Satu Negeri ini ingin membangunkan kembali untuk menyuarakan semangat perjuangan dan menolak yang mengancam kedaulatan, lanjutnya.

Selain itu, kata dia, yang didampingi Ketua PW GP Ansor Papua, Amir M Madubun, kegiatan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merawat perbedaan, keberagaman dan perdamaian.

"Kami ingin berikan inspirasi kepada dunia dengan keberagaman dan kebhinnekaan yang dimiliki, dengan segala perbedaan, Indonesia bisa damai. Indonesia bisa tenteram, bisa bersatu tidak ada gangguan. Dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah yang satu suku dan agama, tetapi berperang hingga hari ini," urainya.

Sehari sebelumnya, Gus Yaqut secara resmi melepas peserta Kirab Satu Negeri pada upacara di Tugu Pepera, Merauke, Papua, Ahad (16/9).

Kirab Satu Negeri dimulai serentak di Merauke Papua, Rote NTT, Miangas Sulawesi Utara, Nunukan Kalimantan Utara, dan Sabang Aceh. Dari Papua, kirab akan melintasi Maluku, Bali, dan Jawa Timur.

Kegiatan yang diikuti 1.945 peserta ini direncanakan berakhir di Yogyakarta pada 26 Oktober, di mana akan digelar apel kebangsaan yang melibatkan sekitar 100.000 anggota Banser dan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Sementara di Skouw-Wutung, kirab diikuti seribu lebih warga, anggota Ormas dan pelajar yang dihadiri Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin.

Pada kesempatan itu juga dilakukan pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 1,5 km yang dicatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Dunia Indonesia atau Muri. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)