Nasional OBITUARI

KH Ahmad Bagdja, Kiai Pengkader dan Negarawan

Kam, 6 Februari 2020 | 00:55 WIB

KH Ahmad Bagdja, Kiai Pengkader dan Negarawan

KH Ahmad Bagdja. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Innalillahi wa inna illaihi raajiun. Kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Seorang tokoh NU, KH Ahmad Bagdja wafat hari ini, Kamis (6/2) pukul 01.09 WIB dini hari di RS Jakarta Medical Center (JMC).

Terkait sosok KH Ahmad Bagdja, Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa, M. Nabil Haroen mempunyai kenangan tersendiri. Menurutnya, KH Ahmad Bagja dikenal sebagai kiai penggerak, organisatoris, dan negarawan.

“Ada beberapa kenangan penting dari saya pribadi tentang sosok Kiai Ahmad Bagdja. Pertama, Kiai Bagja konsisten dengan pengabdian ke-NU-an, keislaman, dan kebangsaan,” ujar Nabil, Kamis (6/2).

Beliau, lanjut Nabil, sosok yang istiqomah untuk berjuang membesarkan NU dan Islam, selalu peduli dengan persoalan umat. Dari sosok beliau, generasi santri bisa belajar bagaimana berjuang dan mengabdi.

Kedua, Kiai Ahmad Bagdja sosok pengkader dan pendamping generasi muda. Beliau selalu memberi nasihat, arahan sekaligus teladan begi generasi muda. “Kiai Ahmad Bagdja mengkader santri agar menjadi pejuang sekaligus pemimpin,” terang Nabil.

Menurutnya, mimpi-mimpi besarnya selalu menginspirasi, juga membangkitkan gairah dan semangat anak muda NU.

“Persentuhan saya pribadi dengan beliau menjadi pelajaran berharga, bagaimana konsisten mengabdi, berjuang sekaligus membangitkan gerakan santri, baik di pesantren, Pagar Nusa, maupun Nahdlatul Ulama,” ucapnya.

Ketiga, Kiai Ahmad Bagdja berjiwa besar dan bermimpi tinggi. Ia sosok yang menginspirasi anak muda. Dikatakan, dia selalu bilang bahwa anak muda NU harus menjadi istimewa, menjadi pemimpin bagi bangsa.

“Kita bisa melihat pengabdian dan kiprah Kiai Ahmad Bagdja yang melintas batas, dari gerakan anak muda, pengkaderan, hingga pengabdian untuk bangsa dan negara,” jelas Nabil.

“Pesantren, NU, dan Indonesia kehilangan sosok pejuang, pengkader, dan negarawan sejati. Alfaatihah,” pungkasnya.

KH Ahmad Bagdja lahir di Kuningan Jawa Barat 1945. Pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, dan Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia (1970).

Kiai Bagdja juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar PMII (1977-1981), Wakil Sekjen PBNU (1984-1989 dan 1989-1994), dan Sekjen PBNU pada periode kepengurusan Gus Dur yang kedua (1989-1994). Beliau juga merupakan tokoh sentral Kelompok Cipayung.

Editor: Fathoni Ahmad