Nasional

KH Hasyim Muzadi, Kiai 'di atas Lumayan'

Kam, 16 Maret 2017 | 02:50 WIB

Sebelum memulai ceramah, KH Hasyim Muzadi selalu diam sejenak sekira 2-3 menit membaca sesuatu dengan sangat lirih. Itu dilakukannya dalam kondisi dan suasana apapun. Tidak langsung uluk salam. Sayup-sayup terdengar antara lain Kiai Hasyim membaca satu ayat Al-Qur'an:

وقل جاء الحق وزهق الباطل، ان الباطل كان زهوقا

Dan katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil pasti lenyap.

Kalimat-kalimatnya pelan dan tertata rapi, kadang dengan suara agak keras tapi tidak meledak-ledak. Materi ceramahnya selalu menarik, seperti sudah sangat berpengalaman dengan panggung. 

Dalam satu obrolan, kiai Hasyim pernah bercerita, dirinya bahkan sudah berceramah keliling sejak mahasiswa, saat ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Para kiai NU selalu punya ciri khas dalam berceramah. Yang khas dari Kiai Hasyim adalah membolak-balik kata, yang kadang seperti bercandaan saja tapi memang benar demikian, masuk akal dan lucu. 

Istilah "salah paham dan pahamnya yang salah", ini yg paling populer. Ada juga, "dapat rahmat atau rahmat yang dapat." "Beda pendapat atau beda pendapatan."

Biasanya setelah ceramah, di ruangannya kepada beberapa orang Kiai Hasyim minta dinilai ceramahnya. "Gimana tadi itu (yang disampaikan dalam ceramahnya) lumayan apa ndak kira-kira?", "Lumayan apa di atas lumayan?" "Gimana tadi itu ada yang baru apa ndak kira-kira?". Dan semua yang ditanya pasti harus menjawab "lumayan" dan "baru".

Di atas panggung kalau orang-sudah bertepuk tangan, biasanya Kiai Hasyim lantas menyela, "Ini tidak bisa di atasi hanya dengan tepuk tangan." Dan para hadirin tertawa.

Sebagai orang asli Jawa Timur dan sudah dilahirkan dalam keadaan NU, saya pasti pernah mendengar nama KH Hasyim Muzadi. Tapi saya baru melihat langsung wajah Ketua NU sak Jawa Timur itu tahun 1999 dalam Muktamar Lirboyo. Dan beliau terpilih sebagai Ketua Umum "Pengurus Besar NU Pusat" menggantikan Presiden Gus Dur.

له الفاتحة

A. Khoirul Anam, Wakil Pemimpin Redaksi NU Online.