Nasional

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama

Ahad, 21 Mei 2017 | 23:02 WIB

Makassar, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maruf Amin menghadiri Halaqah Dakwah Wasathiyah An-Nahdliyah yang diadakan oleh PWNU Sulawesi Selatan di Auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar, Sabtu (20/5).

KH Maruf Amin menyampaikan, "Kepengurusan Syuriyah saat ini memiliki tugas untuk selalu turun ke daerah karena pada dasarnya PBNU tidak bisa mengontrol dari pusat, tetapi harus turun langsung untuk bersilaturrahim bersama ulama seluruh Indonesia."

Pemilik NU itu ulama. Pengurus hanya sopir atau yang menjalankan. Ulama jangan hanya mengurus pesantren, tetapi harus menjaga soliditas keumatan, kebangsaan, dan bernegara.

Selain itu tanggung jawab keumatan, NU harus menjadi penggerak bukan digerakkan. Syuriyah harus menggerakkan dan Tanfidziah yang menjalankan.

Saat ini banyak kelompok yang mengaku Ahlusunnah wal Jamaah tetapi tidak mengakui Asy'ariyah dan Maturidiah, bahkan menyesatkan kedua ulama besar ini. Karena itu, kita harus menyebut “Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah”. Sementara pihak yang menyesatkan mesti disebut “Ahlusunnah wal Jamaah Wahabiyah”.

Secara garis besar NU meliputi lima hal, yaitu aqidah gerakan, aqidah yang sesuai ajaran Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Kedua, fiqrah yakni pola pikir, Ketiga, amaliah, yaitu istighotsah, qunut subuh, dan lain sebagainya.

Keempat, haraqah yakni gerakan melindungi umat dari aqidah yang menyimpang seperti gerakan radikal, kelompok yang akan mengubah komitmen kebangsaan kita, yakni Pancasila dan NKRI. Kelima, jam'iyyah yakni organisasi yang memiliki aturan-aturan, yaitu Qanun Asasi dan aturan lainnya. Dalam tradisi NU berbeda pendapat itu biasa, tetapi ketika sudah ada keputusan, maka semua pengurus harus mentaati.

Selain itu Nahdlatul Ulama harus menjadi kaidah penuntun dalam berbangsa dan bernegara. Nahdlatul Ulama harus menjadi pelayan umat untuk memudahkan. NU harus melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam semua hal, yaitu aqidah, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Di sesi arahan dan tausiahnya Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin meminta Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar untuk memberikan taushiyah.

Tampak hadir Rektor Universitas Islam Makassar Majdah Agus Arifin Nu'mang, Kepala Kantor Kanwil Kemenag Sulsel Abd Wahid Thahir, para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah NU se-Sulawesi Selatan, serta Pimpinan Pesantren se-Sulawesi Selatan. (Andy Muhammad Idris/Alhafiz K)