Nasional

Khofifah: Tradisi "Menulis dari Kanan" Sudah Jarang

NU Online  ·  Kamis, 20 Oktober 2016 | 11:14 WIB

Jakarta, NU Online
Derasnya penjajahan smartphone atau gadget terhadap anak-anak zaman sekarang berimplikasi pada jarangnya "tradisi menulis dari kanan". Mereka lebih asik mengaplikasikan apapun termasuk menulis melalui gadget ketimbang belajar menulis Al-Qur’an lewat ngaji langsung kepada kiai maupun ustadz.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Hj Khofifah Indar Parawansa, Kamis (20/10) ketika memberikan pengarahan dalam Workshop Penguatan Materi Dakwah dan Kurikulum TPQ yang digelar PP Muslimat NU di Hotel Bintang Jakarta Pusat.

Berkurangnya tradisi menulis dari kanan bagi anak-anak zaman sekarang menjadi keprihatinan Muslimat NU untuk kemudian merancang buku penguatan materi dakwah dan kurikulum TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an).

“Menulis (dari kanan) itu tradisi, kalau bukan Muslimat NU yang sadar dan prihatin, siapa lagi,” tukas Menteri Sosial RI ini.

Perempuan kelahiran Surabaya 51 tahun yang lalu ini memberikan perumpamaan ketika ada seorang perempuan yang ingin membaca Al-Qur’an. Jika benar-benar ngaji, maka dia akan segera mengambil air wudhu dan menutup kepala dengan kerudung. 

“Jika sudah membacanya lewat gadget, kapan saja dan di mana saja akan dia lakukan walau tak punya wudhu dan menutup aurat,” terangnya. 

Khofifah bermaksud ingin menunjukkan bahwa tradisi luhur keagamaan yang mampu membawa manusia pada syariat yang benar dan santun tereduksi oleh teknologi bernama gadget, baik membaca maupun menulis Al-Qur’an. 

Sehingga menurutnya, Muslimat NU harus menjadi garda depan peneguh tradisi ngaji lewat lembaga-lembaga di bawah naungan Muslimat yang memang selama ini sudah aktif bergerak di tengah masyarakat, terutama bidang pendidikan (Yayasan Pendidikan Muslimat NU) dan dakwah (Himpunan Daiyah Muslimat NU).

Kegiatan workhsop ini dihadiri oleh para pengurus PP Muslimat NU. Sebelumnya, kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Muslimat dengan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama ini dibuka oleh Sekretaris Ditjen Bimas Islam, H Muhammadiyah Amin. (Fathoni)