Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlaul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin menyampaikan kepada pengurus Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) tentang tantangan jangka panjang Indonesia. Yang perlu mendapat perhatian adalah berbagai hal yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Kita (harus terus ) menjaga keutuhan, kesatuan, keamanan, kedamaian negara ini,” kata Kiai Ma’ruf, Ahad (7/10).
Hal tersebut agar bangsa ini tetap utuh, tidak terpecah-pecah, tidak terjadi adanya isu atau upaya untuk membangun ideologi lain selain Pancasila. “Dan tidak ada yang membangun sistem lain selain sistem yang dibangun UUD 1945 dan Pancasila," katanya pada penutupan rapat pimpinan nasional atau Rapimnas Pimpinan Pusat IPPNU di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat.
Menurut Kiai Ma'ruf, Pancasila sebagai ideologi Indonesia merupakan landasan yang kuat, yang dibangun oleh para pendiri bangsa, termasuk para ulama. Oleh sebab itu, Pancasila harus dimaknai sebagai titik temu atau kalimatun sawa antarseluruh elemen bangsa.
Karena itu Pancasila harus diartikan sebagai rahmatan lilindonisiin, rahmat bagi orang Idonesia. Kalau tidak, kita tidak bisa membangun negara. "Dengan ditemukannya Pancasila, maka negara bangsa ini utuh," jelas kiai yang juga calon wakil presiden itu.
Indonesia juga menurutnya, beruntung memiliki UUD 1945 sebagai aturan yang menetapkan bentuk negara, dan cara pengelolaanya.
Dirinya membantah terhadap pihak-pihak yang menyatakan bahwa UUD 1945 itu thogut. Sebab, kata kiai kelahiran Tangerang, Banten itu, UUD 1945 merupakan kesepakatn nasional (ittifaqat wathaniyah) dan kesepkatan sesama saudara sebangsa dan setanah air atau ittifaqat akhawiyah.
"Menurut saya, UUD 1945 itu ittifaqat wathaniyah, kesepakatan nasional dan ittifaqat akhawiyah, kesepakatan sesama saudara sebangsa dan setanah air," ucapnya.
Terkait dengan penyebut terhadap negara, Kiai Ma’ruf mengaku lebih setuju Indonesia disebut sebagai negara kesepakatan atau darul mitsaq dengan mendasarkannya pada Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 92.
"Kita, Indonesia sudah ada mitsaq, kesepakatan dari seluruh bangsa ini, yang disepakati seluruh para pendiri, para ulama," jelasnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan agar mencegah pihak-pihak yang ingin mengubah ideologi negara Indonesia dengan ideologi lain.
"Oleh karena, itu kita harus menjaga Indonesia agar radikalisme tidak tumbuh apalagi terorisme. (Radikalisme dan terorisme) Ini jangan sampai tumbuh di Indonesia," tandasnya. (Husni Sahal/Ibdu Nawawi)