Nasional

Kiai Miftachul Akhyar Ahli Fiqih dan Rajin Konsolidasi NU

Sab, 22 September 2018 | 20:00 WIB

Kiai Miftachul Akhyar Ahli Fiqih dan Rajin Konsolidasi NU

Penjabat Rais PBNU KH Miftachul Akhyar

Jakarta, NU Online
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf bercerita tentang Penjabat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang menggantikan KH Ma’ruf Amin. Bagi kiai yang disapa Gus Yahya menangkap kesan tentang Kiai Miftchul Akhyar adalah keluasannya dalam bidang ilmu fiqih. Sementara di dalam NU, kecenderungannya yang rajin melakukan konsolidasi.   

Kemudian Gus Yahya bercerita sekelumit tentangnya. Kiai Miftah diambil menantu oleh Kiai Masduki Lasem pada usia yang sangat muda sekitar usia 22 atau 23. Kemudian sesudah menikah beliau mendapatkan pendidikan yang khusus dari Kiai Masduki Lasem dan Kiai Mahfudz Malang. 

“Dia ahli fikih. Sebelumnya ia Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur. Pada tengah-tengah periode kedua, ia diangkat menjadi Wakil Rais Aam PBNU,” kata putra KH Cholil Bisri ini, di ruangannya, lantai empat Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (22/9).  

Tentang kefakihannya, menurut Gus Yahya, sebagaimana umumnya kiai NU, Kiai Miftah adalah orang yang sangat hati-hati dan kukuh dalam pendirian dalam kehati-hatiannya. 

“Tapi beliau juga memiliki pemahaman luas dan mendalam terhadap realitas masyarakat sehingga kepemimpinan beliau nanti juga akan mencerminkan kebijaksanaan riayah (ngemong), bukan sekadar pandangan fikih murni, tapi juga dalam konteks strategi riasah (kepemimpinan). Dan itu adalah fenomena yang memang menjadi tradisi di dalam kiai-kiai NU,” jelasnya.

Pada saat seorang kiai itu tidak memegang riasah, lanjutnya, maka kiai NU akan fokus pada keilmuannya, untuk memberikan keseimbangan dalam wawasan-wasan keilmuan keagamaan. Pada saat memegang posisi riasah, kiai NU akan membuat keputusan-keputasan yang secara sangat hati-hati dan memperhatikan realitas masyarakat itu sendiri. 

“Jadi, kiai-kiai kita itu melihat sesuatu itu secara kontekstual di masyarakat di satu sisi, dan garis disiplin ilmu yang dikuasainya di sisi lain. Ini dua-duanya menjadi pertimbangannya,” lanjutnya.  

Selain itu, lanjut Gus Yahya, jejak rekam Kiai Miftah, sejak Rais PWNU Jawa Timur dan selama Wakil Rais am di PBNU punya kecenderungan konsolidasi NU. 

“Ke depan saya optimis dia akan banyak mememberikan inspirasi dalam konsolidasi NU,” ungkpanya. (Abdullah Alawi)