Nasional

Kiai Said: Islam Ajarkan Keseimbangan Dunia-Akhirat

Sen, 16 Desember 2019 | 13:00 WIB

Kiai Said: Islam Ajarkan Keseimbangan Dunia-Akhirat

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj.

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang sempurna. Kesempurnaan itu disebutnya karena memiliki kitab suci Al-Qur'an yang di dalamnya berisi petunjuk kepada penganutnya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.

"Islam, Al-Qur'an 15 abad yang lalu telah memberikan petunjuk agar hidup kita ini seimbang: tidak terlalu berat memikirkan akhirat saja, tidak terlalu hanya ibadah mahdhoh saja, dan tidak terlalu berat agar materialis saja, duniawi saja. Semuanya harus kita pegang, harus kita kuasai," kata Kiai Said pada acara Peringatan Hari Lahir ke-52 Kopri Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Kopri PB PMII) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (16/12).

Sehingga menurut Kiai Said, melalui aturan-aturan yang telah ditetapkan Al-Qur'an, umat Islam mengerti cara menjadi orang yang bertaqwa, yakni dengan aktif menjalankan ritual keagamaan sekaligus membangun kehidupan dunia menjadi baik.

"Jadi agama Islam, agama wasathiyah, bukan hanya untuk kampanye, bukan untuk orasi atau pidato, tapi betul-betul kalau kita paham Al-Qur'an, agama yang menghargai kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Secara ringkasnya gitu," katanya.

Lebih lanjut ia mengemukakan tentang konsep-konsep manusia di dalam Al-Qur'an, yakni basyar, insan, dan nas. Menurutnya, dari sisi basyar, Al-Qur'an menghendaki manusia agar kuat dan sehat. Kekayaan alam yang diciptakan Allah juga agar dimanfaatkan manusia dengan sebaik-baiknya.

"Silakan kekayaan alam ini untuk orang Islam. Walhasil Islam membawa agama yang sempurna sebagai basyariyahnya," katanya.

Kedua, manusia sebagai insan, yakni manusia dilihat dari sisi mental. Menurutnya, Al-Qur'an menyebut insan agar menjadi manusia yang berbudaya, berakhlak, dan bermoral.
 
"Insan yang paling penting adalah hatinya. Hati yang paling penting adalah dzauq, intuisi," katanya.

Ketiga, manusia dari sisi nas atau masyarakat. Sebagai nas, katanya, manusia harus mampu hidup bersama dan harmonis dengan manusia yang lain di dalam lingkungannya. Manusia sudah selayaknya saling menghormati dan menjaga kerukunan.

"Jadi, Islam atau Al-Qur'an mempercayakan kepada manusia membangun tata kehidupan yang harmonis," ucapnya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Muchlishon