Nasional

Kiai Said: Pesantren, Benteng Kokoh Pembawa Amanah Ilahiyah dan Insaniyah

Sab, 11 Februari 2023 | 07:00 WIB

Kiai Said: Pesantren, Benteng Kokoh Pembawa Amanah Ilahiyah dan Insaniyah

Mustasyar PBNU, KH Said Aqil Siroj mengatakan pesantren adalah benteng kokoh yang menjalankan dua misi utama yakni amanah ilahiyyah (amanat ketuhanan) dan amanah insaniyyah (amanat kemanusiaan). (Foto: Dok NU Online)

Pringsewu, NU Online
Pesantren adalah benteng kokoh yang menjalankan dua misi utama yakni amanah ilahiyyah (amanat ketuhanan) dan amanah insaniyyah (amanat kemanusiaan). Amanah ilahiyyah bersifat samawiyah (dari langit) dan muqaddasah (suci) yang langsung dari Allah swt. Amanah ini suci dan sakral yang terwujud dalam bentuk agama.


"Pesantren menjadi benteng kuat dalam mempertahankan agama melalui penguatan aqidah dan syariah. "Tanpa pesantren belum tentu akidah Ahlussunnah wal Jamaah bertahan," kata Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat hadir pada Khatmil Kutub dan Haul Masyayikh Pesantren Riyadlotut Tholibin Pardasuka, Pringsewu, Lampung, Jumat (10/2/2023) malam.


Sementara amanah insaniyyah yang menjadi misi pesantren adalah terkait dengan kehidupan masyarakat dari sisi pendidikan dan kesejahteraan. Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat menjadi hal yang wajib diperjuangkan dan pesantren menguatkan hal tersebut.


"Mencari ilmu wajib, menghilangkan kebodohan itu wajib. Maka jika (masih) bodoh, dosa. Pinter itu wajib, (kalau) bodoh dosa,” tegasnya.

 

Kiai Said pun mengingatkan kepada semua untuk tidak berhenti mencari ilmu. Khususnya bagi generasi muda, orang tua harus mengarahkannya untuk menjadi pribadi yang pintar dan benar. Inilah yang menurutnya kenikmatan yang luar biasa.

 

"Yang paling nikmat adalah punya anak pinter," tegasnya Pengasuh Pesantren Luhur At-Tsaqafah Jakarta ini.


Menurut Kiai Said, tidak ada kenikmatan sama sekali ketika memiliki harta banyak namun anak keturunannya menjadi ahli maksiat dan dosa. 

 

Terkait dengan mencari ilmu saat ini, Kiai Said mengingatkan agar tidak terhanyut oleh pendidikan yang instan dengan mengandalkan mesin pencari seperti Google dan sejenisnya. Walaupun banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari Google, namun madlarat (dampak negatifnya) juga besar.


"Jika tidak dibentengi dengan akhlakul karimah, dengan iman, anak-anak kita lihat Google, wallahu a’lam," katanya.


Dampak internet juga bisa berimbas pada pemahaman yang salah dari para generasi muda. Jika tidak dipandu dengan benar melalui guru yang keilmuannya bersanad jelas, maka generasi muda bisa hanyut dalam pemahaman radikal dan juga liberal. 


Jadi solusi dari situasi zaman saat ini menurut Kiai Said adalah pendidikan pesantren. "Oleh karena itu, mari putra-putri kita dididik di pesantren,'tegasnya.


Untuk menghadapi perkembangan zaman, lanjut Kiai Said, pesantren juga harus terus berbenah dengan meningkatkan kualitas kurikulum dan juga memberikan pendidikan berbagai disiplin ilmu kepada para santri. 

 

Hal ini bisa diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan formal seperti sekolah dan sejenisnya sehingga para santri akan memiliki bekal ilmu yang kuat sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Jika terobosan ini tidak dilakukan, maka bisa jadi para santri akan banyak tertinggal dalam menghadapi persaingan di masyarakat.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan