Nasional SANTRIFEST 2019

Kiat-kiat Berdakwah Agar Dicintai Jamaah

Sab, 23 Maret 2019 | 08:00 WIB

Kiat-kiat Berdakwah Agar Dicintai Jamaah

Pelatihan di ajang SantriFest 2019.

Serang, NU Online
Menjadi seorang pendakwah atau mubaligh yang kerap tampil di masyarakat perlu memiliki penguasaan yang baik dalam metode dakwah. Hal itu dilakukan agar penyampaian dan tema yang diutarakan bisa sampai di masyarakat sehingga bisa menjadi tumpuan dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

Sekretaris Komisi Dakwah Majlis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Zubaedi, mengungkapkan ada beberapa kiat agar dakwah tidak monoton. Di antaranya, seorang dai mesti mengkoombinasikan konten dan tujuan termasuk menggabungkan shalawat, pantun dan pantun.

"Dan jangan lupa penampilan dainya harus ceria," kata Zubaedi saat workshop dan pelatihan dakwah bagi peserta SantriFest 2019 di Le Semar Hotel Kota Serang, Banten, Jumat (23/3) malam.

Kemudian, seorang pendakwah harus menyatu dengan jamaah, jangan ada jarak karena akan terjadi kelengahan dan kebosanan. Menurutnya, dai itu harus kreatif dan mampu membaca situasi.

"Nah, nanti kalau situasi membosankan dia harus menampilkn semacam ice breaking dengan shalawat, dengan pantun, dengan mimik, kemampuan dai dituntut untuk tidak monoton," ucapnya.

Perlu diingat, lanjut Zubadi, pendakwah juga tidak bisa hanya mengandalkan humor, kelucuan pada materi dakwah harus dengan tujuan berdakwah yaitu dalam rangka membimbing masyarkat ke jalan yang benar.

"Sehingga masyarakat tertarik dan misi dakwah kita tercapai," ujarnya.

Zubaedi menegaskan untuk menghindari pendakwah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma agama, pihaknya telah menyusun pedoman dakwah washatiyah. Pedoman tersebut menjadi panduan semua dai di Indonesia.

"Tentunya dakwah yang mengedepankan kelembutan, aspek mengajak, aspek membangun kesadaran dan bagaimana dai itu bisa memanusiakan manusia, jangan sampai orang yang ingin dibimbing malah dicacimaki.  Maka dia akan tambah jauh bukan mendekat, pedoman dakwah itu sudah lengkap metodenya isinya, wawasannya,” papar Zubadi.

Ia mengingatkan, materi yang harus disampaikan pendakwah di antaranya adalah harus menonjolkan wawasan kebangsaan agar sesuai dengan nilai nilai pancasila, NKRI, dan Kebinekaaan. (Abdul Rahman Ahdori/Kendi Setiawan)