Nasional

Komik KH Wahid Hasyim dan Dewi Sartika Diluncurkan

Kam, 7 Februari 2019 | 17:00 WIB

Komik KH Wahid Hasyim dan Dewi Sartika Diluncurkan

Peluncuran komik KH Wahid Hasyim dan Dewi Sartika

Jakarta, NU Online
KH Sholahuddin Wahid, akrab disapa Gus Sholah menguraikan kesederhanaan dan ketekunan ayahandanya KH Wahid Hasyim sepanjang hidupnya yang singkat. Hal itu disampaikannya dalam sesi 'Unjuk Wicara' pada  peluncuran buku biografis bergambar dua pahlawan nasional KH Wahid Hasyim dan Raden Dewi Sartika di Museum Nasional di Jakarta Pusat, Kamis (7/2) siang.

"Ayah saya adalah sosok yang sederhana namun tekun dalam mewujudkan cita-citanya dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia khususnya pesantren," ungkap Gus Sholah di depan 400-an undangan acara yang difasilitasi Penerbit Erlangga, Museum Nasional, Depdikbud, Depsos serta Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI).

Menurut Gus Sholah, KH Wahid Hasyim banyak membaca buku dan mengajari dirinya sendiri macam-macam ilmu pengetahuan termasuk kemampuan berbahasa Belanda dan Inggris, selain tentunya Bahasa Arab.

Itu sebabnya, sambung Gus Sholah, sejak muda Wahid Hasyim sudah aktif mewakili bapaknya di MIAI dan kemudian di Masyumi. Dalam usia 38 tahun Wahid Hasyim sudah dipercaya sebagai Menteri Agama.

Gus Sholah sangat antusias dengan diterbitkannya buku biografi ayahandanya dalam bentuk komik dengan gambar-gambar dan alur cerita yang sangat menarik serta memikat perhatian anak-anak sekolah. Buku itu memang ditujukan khusus untuk generasi millenial yang menggrandungi cerita-cerita bergambar.

Dalam kesempatan itu juga diluncurkan komik tentang pahlawan perempuan asal Jawa Barat Raden Dewi Sartika yang diwakili oleh cucunya dalam sesi talk show. Jasa Dewi Sartika terbesar adalah membuka sekolah perempuan yang membuka jalan bagi anak-anak perempuan di Jawa Barat untuk mendapatkan pendidikan.

Hadir dalam peluncuran buku tersebut selain Dirut Penerbit Erlangga Raja DM Hutauruk, Kepala Museum Nasional dan pejabat-pejabat Depdikbud dan Depsos. Acara juga diramaikan oleh pengurus dan anggota-anggota IKPNI. Tampak hadir di bangku undangan, keturunan H Agus Salim, Diponegoro, TB Simatupang, Pierre Tendean, John Lie, Leimena, KH Zainul Arifin dan banyak lagi.

Acara ditutup dengan kui tentang riwayat hidup Wahid Hasyim dan Dewi Sartika yang diikuti dengan antusias oleh 100-an siswa dari SD hingga Universitas di Jakarta. Dari hasil jawaban quiz tampak kalau mereka mengikuti acara dengan penuh perhatian. (Ario Helmy/Kendi Setiawan)