Nasional

Komite Hijaz Program Internasional Pertama PBNU 

Ahad, 5 Februari 2023 | 14:15 WIB

Komite Hijaz Program Internasional Pertama PBNU 

Ketua Lesbumi PBNU KH Jadul Maula, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, KH Hasib Wahab (dzuriyah KH Abdul Wahab Chasbullah), dan Kurator Pameran Komite Hijaz Diaz Nawaksara (kiri ke kanan) saat Pembukaan Pameran Foto dan Dokumen Komite Hijaz di Hotel Shangri-La, Surabaya, Ahad (5/2/2023). (Foto: LTNNU PBNU/Ahmad Rozali)

Surabaya, NU Online 

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) KH Muhammad Jadul Maula menyampaikan bahwa Komite Hijaz merupakan program internasional pertama dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).


"Komite Hijaz titik awal kelahiran NU, merupakan program internasional pertama PBNU," katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan Pameran Foto dan Dokumen di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur pada Ahad (5/2/2023).


Kiai Jadul menyampaikan bahwa hubungan Komite Hijaz seperti ayam dan telor. NU didirikan karena keperluan mendesak mengingat untuk menemui Raja Ibnu Saud membutuhkan organisasi.


"Komite Hijaz butuh legalitas payung resmi. Didirikanlah NU. Ini menjadi momen historis," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak Yogyakarta itu.


Kiai Jadul menegaskan bahwa Pameran Komite Hijaz ini menjadi wujud upaya kembali ke asal dan menghidupkan kembali. Dua hal itu menjadi di antara tiga poin fungsi pembaharuan yang disampaikan KH Achmad Shiddiq.


Kiai Jadul menjelaskan bahwa tiga fungsi pembaharuan KH Achmad Shiddiq adalah (1) kembali ke titik asal (al-iadah), (2) memperjelas posisi asal dengan tambahan dinamika sejarahnya (al-ibanah), dan (3) menghidupkan kembali atau mendinamisasi (al-ihya).


"Dalam rangka itulah, kami mencantolkan pada siang hari ini bagian dari event menunjang Muktamar Fiqih Peradaban menyelenggarakan pameran foto dan dokumen Komite Hijaz," katanya.


Kiai Jadul menyampaikan bahwa pameran ini rencananya tidak hanya digelar di Surabaya ini juga. Ia menyebut sudah ada enam pesantren yang ingin menggelar pameran ini.


"Ke depan puncaknya justru kita ingin mendapat respons anak-anak muda milenial berfoto. Menuliskan reaksinya," katanya.


Ini menjadi rintisan awal dan diharapkan ada respons untuk semakin menyempurnakannya. "Agar usaha ini punya daya gugah punya manfaat lebih besar," pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan