Nasional

Konbes NU 2024, PBNU Bikin Perkum Penataan Rumah Sakit dan Klinik

Sel, 30 Januari 2024 | 19:15 WIB

Konbes NU 2024, PBNU Bikin Perkum Penataan Rumah Sakit dan Klinik

Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2024, Selasa (30/1/2024) di Yogyakarta. (Foto: NU Online/Saiful Amar)

Yogyakarta, NU Online

Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) menargetkan pembangunan fasilitas kesehatan dengan jangka waktu selama 5 tahun ke depan. Keputusan itu langsung disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Chalil Staquf di Hotel Meliá Purosani, Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).


"Peraturan perkumpulan (Perkum) mengenai fasilitas kesehatan di lingkungan NU merupakan mekanisme melakukan konsolidasi dari ratusan fasilitas kesehatan yang telah dibuka oleh warga dan pengurus NU, ini akan kita konsolidasikan bersama nasional yang ditargetkan selama 5 tahun," jelas Gus Yahya.


Ketua Lembaga Kesehatan PBNU, Zulfikar As’ad menjelaskan, fasilitas kesehatan yang dibangun berbentuk rumah sakit dan klinik-klinik yang nantinya akan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.

 

"Hasil Konbes NU 2024 kali ini yaitu menata pendirian fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit dan klinik-klinik," jelasnya.


Zulfikar menyebutkan bahwa rumah sakit itu akan hadir di seluruh Pengurus Cabang (PCNU). Apabila belum bisa, setidaknya dimiliki oleh satu Pengurus Wilayah (PWNU).


"Jadi kita ingin setidak-tidaknya di PCNU ada rumah sakit, semua cabang di Indonesia, setidak-tidaknya Pengurus Wilayah (PWNU) ada rumah sakit atau kalau memang dari tertentu wilayah Majelis Wakil Cabang (MWC) per kecamatan punya klinik masing-masing," jelasnya.


Zulfikar menginformasikan, tidak ada tipe khusus rumah sakit yang akan dibangun. Sebagaimana diketahui, rumah sakit juga memiliki beberapa tingkatan yang diukur dari jenis pelayanan dan besar bangunan dan kelengkapan fasilitas pada rumah sakit tersebut.


"Kita tidak menargetkan tipe rumah sakit, ini perlu effort (usaha) yang tinggi, tidak cukup sekedar ada uang untuk pengelolaan tapi juga SDM yang harus juga kita persiapkan," jelasnya.


Terkait tenaga ahli untuk mengoperasikan rumah sakit, Zulfikar menyebutkan bahwa rumah sakit tersebut dioperasikan oleh tenaga kesehatan secara umum asalkan memiliki kemampuan dibidang kesehatan.


"Kondisi saat ini lebih kepada pemerataan tenaga kesehatan yang ada di Indonesia. Saat ini kita belum bisa mengatur untuk semua, katakanlah puskesmas itu ada dokternya. Kondisi sekarang aja ada seribu lebih (puskesmas) belum ada dokternya, karena untuk NU (warganya) ada di seluruh Indonesia," katanya.


Persebaran rumah sakit nantinya difokuskan pada wilayah tertentu, Zulfikar mengatakan akan memfokuskan pembangunan itu di wilayah seluruh pulau jawa dan sebagian kecil pulau Sumatera yaitu Provinsi Lampung. "Targetnya saat ini untuk Jawa (dan) Lampung berikutnya nanti kawasan lain," terangnya.