Nasional KONGRES IPNU IPPNU

Kongres IPNU XIX Angkat Tema ‘Pelajar Hebat, NKRI Bermartabat’

Kam, 13 Desember 2018 | 00:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pelajar masa kini menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang. Radikalisme, revolusi industri 4.0, hingga bonus demografi yang mengakibatkan ketatnya persaingan dalam berbagai hal.

“Jika tidak dapat diselesaikan dengan baik, justru akan membawa Indonesia ke jurang kemunduran,” kata Imam Fadli, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Sekretariat PP IPNU, Gedung PBNU lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Oleh karena itu, kata Fadli, Kongres XIX IPNU yang akan digelar di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, pada 21-24 Desember 2018 mendatang mengangkat tema besar Pelajar Hebat, NKRI Bermartabat.

“Jika pelajarnya mampu mengatasi semua problematika yang dihadapinya, tentu masa depan Indonesia akan cerah, bermartabat di mata dunia,” jelasnya.

Ketua Steering Comittee Panitia Kongres XIX IPNU itu menjelaskan bahwa kongres kali ini akan menggelar beberapa diskusi guna membekali pelajar NU seluruh Indonesia untuk menghadapi tantangan yang telah disebutkan di atas.

Revolusi industri 4.0, misalnya, yang berbasis digital, ini penting diketahui oleh pelajar-pelajar saat ini, katanya. Maraknya belanja daring (online) dan transaksi berbasis internet perlu dikenalkan sejak dini agar mereka, khususnya para pelajar di daerah juga dapat mengikuti perkembangan zaman. Pengenalan ini setidaknya membuat mereka tersadar akan kecanggihan teknologi yang terus berkembang pesat.

“Karenanya, kita hadirkan para pengusaha muda yang berbasis aplikasi,” katanya.

Radikalisme yang menghantui dunia pendidikan juga tidak akan lepas dari pembahasan pada kongres kali ini. Hal tersebut mengingat virus yang menjangkit tunas muda bangsa itu dapat mengurangi nasionalisme dan kemanusiaan. “Karenanya, harus kita cegah sejak dini agar tidak lantas tumbuh dan menjadikan sekolah sebagai tempat ternak virus yang berbahaya itu,” pungkas pria yang pernah menjadi Ketua PW IPNU Jawa Timur itu. (Syakir NF/Abdullah Alawi)