Nasional

KPAI Minta Shopee Pertimbangkan Aspek Perlindungan Anak

Rab, 19 Desember 2018 | 11:00 WIB

KPAI Minta Shopee Pertimbangkan Aspek Perlindungan Anak

Foto: Margaret Aliyatul Maimunah (infonitas)

Jakarta, NU Online
Akhir-akhir ini, dunia penyiaran menjadi perbincangan karena sebuah iklan yang dinilai mengandung unsur pornografi. Anak-anak banyak yang melihat iklan tersebut. Mengingat banyaknya pengaduan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memanggil pihak manajemen Shopee untuk klarifikasi.

"KPAI meminta komitmen pihak manajemen Shopee agar ke depan, dalam pembuatan iklan atau produk apapun mempertimbangkan perspektif perlindungan anak, memperhatikan bagaimana dampaknya terhadap anak," kata Margaret Aliyatul Maimunah, komisioner KPAI kepada NU Online, Rabu (19/12).

Margaret menjelaskan, sejak tanggal 12 lalu, iklan tersebut sudah selesai. Kemudian, pihak Shopee juga menyatakan bahwa iklannya sudah lolos dari Lembaga Sensor Film (LSF) dan bisa ditayangkan di jam berapa pun.

Di samping itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga mengirimkan surat kepada pihak stasiun televisi yang menayangkannya dan secara tidak langsung ke manajemen Shopee pada tanggal 10 Desember. Lalu, KPAI dan manajemen Shopee bersepakat untuk mengambil pelajaran atas keberadaan iklan tersebut.

Tayangan Harus Ramah Anak

Margaret juga menyatakan bahwa tayangan televisi harus ramah dengan anak. "Lebih menonjolkan konten-konten yang edukatif dan informasi positif, mendorong anak bisa berperilaku positif," katanya.

Lebih lanjut, Margaret juga menjelaskan bahwa tayangan ramah anak itu tidak bermuatan kekerasan, baik verbal maupun non verbal, termasuk kekerasan seksual. Visual yang ditampilkan juga tidak mengandung pornografi dan unsur seksualitas, seperti cabul, adegan seks, cium bibir, dan eksploitasi tubuh.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU itu juga menegaskan, gambar dalam televisi harus tidak mengandung eksploitasi anak. Artinya, tidak ada perilaku negatif atau perilaku sosial menyimpang di dalamnya, seperti bullying, melawan dengan kasar kepada orang tua dan guru. (Syakir NF/Muhammad Faizin)